Acara dibuka oleh Kepala Kantor Litbang & Statistik Kota Magelang, kemudian dilanjutkan oleh moderator sekaligus memandu jalannya FGD. Undangan yang hadir dari Pengurus Forkarsis, SKPD terkait, Guru SMK Kesehatan negeri & swasta di Kota Magelang, Dosen Fakultas Kesehatan di sekolah tinggi kesehatan negeri/swasta di Kota Magelang, serta perwakilan Puskesmas di Kota Magelang.

Pada FGD ini, Forkarsis hendak menjaring pendapat dan masukan dari para peserta, tentang Konsep Smart City di Bidang Kesehatan. Tema ini diangkat, terkait dengan Visi Walikota terpilih, “Terwujudnya Kota Magelang sebagai kota jasa yang modern dan cerdas yang dilandasi masyarakat yang sejahtera dan religius”. Oleh karena itu, maka dihadirkan sebagai narasumber:

1.       Kepala Bappeda (diwakili Kabid Perencanaan Fisik & Prasarana); dan

2.       Ibu dr. Jofita Panggelo, dari RSJ dr. Soerojo Magelang.

 

Paparan pertama, dari Bp. MS Kurniawan (Kabid Perencanaan Fisik & Prasarana) memaparkan tentang :

-          Smart City dalam hal pelayanan dasar.

-          Pemanfaatan TIK untuk mendukung pencapaian Nawacita Jokowi-JK.

-          Untuk skala nasional, telah disusun sebuah model smart city yang bisa diterapkan di tiap daerah, yang diberi nama Garuda Smart City Model. Model ini menggunakan unsur Manusia, Teknologi, dan Proses / Tata kelola dalam mendukung Smart City.

-          Menurut Smart City Maturity Model, terdapat 5 tingkatan kematangan Smart City: Ad Hoc, Initiative, Scattered, Integrative, dan Smart. Setelah dilakukan survey oleh tim ITB dan Kompas, didapat bahwa untuk Kota Magelang mendapat nilai 48.89 dengan predikat Scattered, dengan point tertinggi ada di kategori Sosial dan Ekonomi.

-          Adanya sebuah pusat komando yang menerima informasi dari berbagai sistem, sehingga bisa segera dilakukan keputusan yang cepat dan tepat.

-          Kebutuhan infrastruktur TIK dibagi menjadi pemenuhan kebutuhan pemerintahan dan kebutuhan publik.

-          Masyarakat dapat turut berperan dalam pengembangan Smart City, dalam bentuk masukan saran / info / pertimbangan / pendapat, kerjasama penelitian & pengembangan layanan, atau berupa investasi.

-          Untuk perencanaan pengembangan TIK, dikonsepkan sebuah roadmap Platform, Infrastruktur, dan Tata kelola TIK. Roadmap ini diharap bisa mengintegrasikan berbagai layanan dan data yang ada.

 

Paparan kedua, oleh dr. Jofita Panggelo, dari RSJ dr. Soerojo Magelang, memaparkan tentang:

-          Penanganan masalah sangat komplek dan perlu penanganan bukan hanya dari medis/kesehatan, tetapi harus melibatkan berbagai lintas sektoral dan masyarakat, serta dukungan dari pemerintah.

-          Perkembangan kejiwaan dimulai sejak calon pasutri belum menikah, bayi dalam kandungan, sampai usia senja.

-          Gangguan perkembangan kejiwaan anak dapat mengakibatkan kasus-kasus kenakalan remaja, seperti tawuran, bullying, berandalan, putus sekolah, kriminalitas remaja, dan lain-lain. Bila mereka berlanjut membentuk sebuah keluarga, keluarga tersebut bisa menjadi sebuah keluarga yang berantakan.

-          Beberapa inovasi layanan kesehatan:

·         Rawat jalan terpadu

·         Instalasi Kapasitas Mental

·         Instalasi Gizi

·         Rawat Inap Umum VIP. RSJ juga menerima pasien non-jiwa.

·         Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja

·         Ruang tunggu yang nyaman, tanpa ada sudut tajam maupun dinding keras. Setiap sudut sudah dibungkus, dan dinding dilapisi lapisan empuk, sehingga aman bagi anak-anak untuk bermain.

·         Instalasi Radiologi

·         Instalasi Laboratorium

·         Pembinaan kesehatan jiwa di luar Kota Magelang, seperti di Kebumen.

·         Pendampingan psikososial di lokasi-lokasi bencana

-          Generasi muda yang sehat jiwa-raga, berprestasi, akan menjadi modal SDM yang kuat pagi pembangunan daerah.

 

Setelah pemaparan, dilanjutkan dengan diskusi. Hasilnya antara lain:

-          Dengan sudah adanya MoU dengan BPPT, bisa diusahakan berbagai aplikasi pendukung pewujudan Smart City, seperti aplikasi Rumah Sakit / Puskesmas, Interoperabilitas Data, dan lain-lain.

-          Data menjadi salah satu unsur utama, sehingga harus dibangun dengan komitmen tinggi, secara konsisten dan bertahap, tapi berkelanjutan. Data yang ada juga harus reliabel dan transparan, serta realtime / up-to-date. Jika data sudah kuat, maka aplikasi dapat saling bertukar informasi menggunakan data yang sama.

-          Konsep smart city adalah menghadirkan negara di tengah-tengah rakyat, ini upaya transparansi dan perbaikan mental masyarakat. Dengan begini, akan turut membantu proses pemberantasan KKN dan gratifikasi. Dengan konsep smart city itu pula, layanan yang diberikan negara bisa menjadi gratis/murah, mudah diakses, dan tersedia sepanjang waktu, sehingga lama-kelamaan masyarakat menjadi masyarakat yang well-educated, yang pada akhirnya akan meningkatkan perilakunya. Layanan smart city adalah layanan yang cerdas dan gegas.

-          Dibutuhkan SOP dan SPM yang jelas dan konsisten untuk setiap layanan yang diangkat sebagai sebuah aplikasi. Kebijakan-kebijakan yang terkait juga masih tersebar.

-          Masih adanya kendala pengambilan data RS untuk keperluan penelitian.

-          Belum siapnya sebagian masyarakat serta belum optimalnya kapasitas pelayanan juga menjadi kendala jika semua layanan dijadikan online.

 

-          Smart City dapat dianggap sebagai generator pembangunan daerah, yang akan semakin mencerdaskan fungsi-fungsi pelayanan dasar masyarakat.

Add comment


Security code
Refresh