BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN STATISTIK
KOTA MAGELANG
Isu-isu strategis Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik Kota Magelang merupakan hal yang harus diperhatikan dan dikedepankan, dengan maksud untuk meningkatkan kualitas kelitbangan serta statistik 5 (lima) tahun kedepan. Untuk menentukan isu-isu strategis dimulai dari identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik. Selain itu juga perlu dikenali faktor-faktor pendorong dan penghambat yang mungkin dijumpai Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik dalam mendukung pencapaian visi dan misi Walikota Magelang. Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah hasil telaah terhadap Renstra Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik Provinsi Jawa Tengah, Renstra BPP Kemendagri, Renstra Kemenristekdikti, RTRWK serta KLHS.
- Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Fungsi Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik
Berdasarkan gambaran pelayanan SKPD serta tantangan dan peluang dalam mencapai target tahun 2016-2021, serta kendala-kendala yang dihadapi. Identifikasi Permasalahan dan kendala didasarkan pada tugas dan fungsi masing masing seksiKantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Permasalahan Berdasarkan Tugas pokok dan fungsi Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik
NO |
PERMASALAHAN |
Eselon IV terlibat |
1 |
Masih perlunya upaya meningkatkan partisipasi publik dalam kelitbangandan statistik dengan memanfaatkan berbagai media yang ada serta pendekatan yang lebih inovatif dengan dukungan penerapan teknologi informasi dan komunikasi |
Semua seksi dan TU |
2 |
Belum memadainyakapasitas sumber daya manusia dibidang penelitian,pengembangan, perekayasaan dan analisis kebijakan serta pengelolaan data |
Semua seksi |
3 |
Masih kurangnya koordinasi antaralitbang dan statistik dengan PD/lembaga lain |
Semua seksi dan TU |
4 |
Belum optimal dan meratanya kapasitas SDM dalam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi |
Semua seksi Litbang dan TU |
5 |
Belum optimalnya koordinasi internal dan antar seksi |
Semua seksi dan TU |
6 |
Belum optimalnya pemanfaatan dan pengembangan sistem informasi dataGo sebagai pusat data Kota Magelang yang terintegrasi; |
Semua seksi dan TU |
7 |
Perlu adanya SIM perijinan penelitian dan pengembangan yang terkoordinasi di Kota Magelang |
Semua seksi dan TU |
8 |
Belum tersedianya Roadmap kelitbangan dan inovasi di Kota Magelang |
Semua seksi dan TU |
9 |
Belum optimalnya sinkronisasi kelitbangan dan inovasi di Kota Magelang |
Semua seksi dan TU |
10 |
Kurang memadainya kualitas peralatan dan perlengkapan kerja yang tersedia |
Semua seksi dan TU |
11 |
Masih kurangnya pengelola data yang berkompeten pada setiap Perangkat Daerah sumber data, sehingga data kurang terpelihara dengan baik yang berdampak pada terhambatnya kelancaran manajemen data daerah |
Semua seksi dan TU |
12 |
Belum lengkap dan akuratnya ketersediaan data dan informasi yang berkelanjutan sebagai bahan pelaksanaan penelitian dan pengembangan |
Seksi Data, PD Sumber Data |
13 |
Belum terintegrasinya basis data sektoral skala kota |
Seksi Litbang |
14 |
Kurangnya pemahaman akan pentingnya data pada skala kota |
Sekdi Pengolahan data dan statistik |
15 |
Belum kuatnya payung hukum pengelolaan data |
Semua seksi dan TU |
16 |
Belum adanya payung hukum yang mengatur pelayanan penelitian dan pengembangan yang terarah, terkoordinasi dan terpadu; |
Seksi data |
17 |
Belum adanya payung hukum yang mengatur Penguatan Sistem Inovasi Daerah, Jaringan Penelitian, Forum komunikasi Karya Siswa dan pelayanan HaKI serta Online Journal System; |
Semua seksi dan TU |
18 |
Belum optimalnya perlindungan kekayaan intelektual oleh pemerintah daerah |
Seksi Litbang dan TU |
19 |
Belum optimalnya pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan |
Seksi Litbang |
20 |
ASB penelitian, pengembangan dan statistik belum mencerminkan kebutuhan riil |
Seksi Litbang dan TU |
21 |
Kurang kuatnya komitmen penelitian sebagai proses pra perencanaan |
Seki litbang dan TU |
22 |
Belum optimalnya penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)
|
Seksi litbang dan TU |
24 |
Masih rendahnya partisipasi masyarakat dan Perangkat Daerah dalam kreativitas dan inovasi |
Seksi Litbang |
25 |
Belum optimalnya pembinaan dan hilirisasi produk hasil kreativitas dan inovasi masyarakat (KRENOVA) |
Seksi litbang dan TU |
26 |
Belum sinerginya stakeholders dalam pengembangan dan penerapan IPTEK |
Seksi litbang dan TU |
27 |
Belum sesuainya jaringan penelitian yang telah terbentuk dengan prioritas pembangunan Kota Magelang; |
Seksi Litbang dan TU |
28 |
Belum terimplementasikannya Online Journal System di Kota Magelang |
Semua seksi dan TU |
- Telaahan Visi Misi dan Program RPJMD Kota Magelang Tahun 2016-2021
Dalam penyusunan Renstra Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik Kota Magelang Tahun 2016-2021, penelaahan visi, misi, dan program Walikota dan Wakil Walikota dimaksudkan untuk memberikan pemahaman atas arah pembangunan Kota Magelang yang akan dilaksanakan selama periode tahun 2016-2021, yang tertuang dalam RPJMD Kota Magelang Tahun 2016–2021. Penelaahan tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan kelitbangan dan Statistik yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi pembangunan Kota Magelang Tahun 2016 - 2021.
Sesuai dengan RPJMD Kota Magelang Tahun 2016-2021, Visi Jangka menengah Kota Magelang Tahun 2016-2021 adalah :
“Magelang sebagai Kota Jasa yang Modern dan Cerdas yang Dilandasi Masyarakat yang Sejahtera dan Religius”
Visi Pembangunan Kota Magelang ini diharapkan akan mewujudkan keinginan dan amanat masyarakat Kota Magelang dengan tetap mengacu pada pencapaian tujuan nasional seperti diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945. Visi ini harus dapat diukur keberhasilannya dalam rangka mewujudkan Magelang sebagai kota jasa yang modern dan cerdas sekaligus masyarakat yang sejahtera dan religius. Adapun makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 3.2
Penjelasan Visi
UNSUR VISI |
PENJELASAN |
Kota jasa |
Pembangunan Kota Magelang diarahkan untuk memperkuat sektor jasa yang didominasi oleh jasa pemerintahan umum dan jasa swasta sebagai potensi kota, dengan menitikberatkan pada sektor perekonomian, sektor kesehatan, dan sektor pendidikan.
|
Kota Modern |
Modern adalah sikap dan cara berpikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntunan jaman, yang berarti suatu kondisi lebih maju daripada daerah lain, mampu berdaya saing dengan daerah lain menggunakan potensi yang ada.Kota modern adalah kota yang mampu menyelaraskan sosial, fisik, dan ekonomi dengan budaya dan sejarah yang dimiliki oleh kota tersebut, dengan karateristik:(a) Masyarakat sejahtera dalam financial;(b) Kota terdepan dalam pelayanan (kota modern menyediakan pelayanan yang mampu memenuhi kebutuhan para pengguna kota atau masyarakat umum);(c) Visual kota mengundang pesona (kota modern dapat dilihat dari fisiknya, secara visual kota terlihat tertata, menarik, mengundang kenyamanan untuk tinggal dan berkarya).
|
Kota Cerdas |
Kota cerdas adalah kota yang dikelola secara efektif dan efisien untuk memaksimalkan pelayanan kepada warganya secara adil tanpa diskriminasi dengan muatan kemudahan koneksitas informasi dan komunikasi berbasis teknologi informasi yang dilakukan dalam dunia usaha, sistem penyelenggaraan pelayanan publik, mekanisme partisipasi masyarakat dalam menyampaikan aspirasi, kontrol, maupun komplain, dan bidang lain pendukung nilai daya saing daerah. Unsur-unsur Kota Cerdas: (1) Smart Governance yaitu: pengembangan e-governance, ada partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan; (2) Smart infrastructure yaitu:pengembangan jaringan IT, pengembangan sistem informasi manajemen berbasis IT; (3) Smart Economy, yaitu: pengembangan city branding, pengembangan kewirausahaan, pengembangan e-commerce, dan ekonomi kreatif; (4) Smart environment yaitu: pengelolaan lingkungan berbasis IT, pengelolaan SDA berbasis IT, pemanfaatan sumber energi terbarukan; (5) Smart people yaitu: pendidikan dan pengembangan SDM yang melek teknologi, dan dukungan penelitian, pengembangan karakter sosial budaya masyarakat; serta (6) Smart Living yaitu: kemudahan akses terhadap layanan pendidikan, kemudahan akses terhadap layanan kesehatan, pengembangan peran media, dan kemudahan akses terhadap jaminan keamanan.
|
Masyarakat Sejahtera |
Perwujudan kota sejahtera dicapai melalui peningkatan dan pemantapan upaya menyejahterakan masyarakat secara adil merata tanpa diskriminasi melalui: (1) Optimalisasi peran dan fungsi lembaga pemerintah, swasta, masyarakat madani, dan media massa khususnya dalam pelayanan jasa perekonomian, jasa kesehatan dan jasa pendidikan; (2) Menciptakan peluang kerja dalam bidang pelayanan jasa perekonomian, jasa kesehatan dan jasa pendidikan; (3) Tanpa mengabaikan pembangunan dibidang lain sebagai upaya menuju masyarakat yang berdaya dan mandiri.
|
Masyarakat Religius |
Masyarakat religius adalah masyarakat yang menerapkan ketaqwaan kepada ketuhanannya dalam tata kehidupan sehari-hari sebagai warga negara dan anggota asyarakat. Dalam masyarakat religius dijamin kebebasan beribadah sesuai agama dan kepercayaannya, dan kecukupan ketersediaan tempat ibadah.
|
Sumber :RPJM Kota Magelang 2016-2021
Perwujudan visi pembangunan ditempuh melalui misi untuk memberikan arah dan batasan proses pencapaian tujuan, maka ditetapkan 5 (lima) misi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Magelang Tahun 2016-2021, sebagai berikut:
- Meningkatkan sumber daya manusia aparatur yang berkualitas dan profesional dengan mengoptimalkan kemajuan teknologi sebagai dasar terciptanya pemerintahan daerah yang bersih serta tanggap terhadap pemenuhan aspirasi masyarakat, mampu meningkatkan dan mengelola potensi daerah dalam rangka efektifitas dan efisiensi pelayanan kepada masyarakat didukung partisipasi masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
- Mengembangkan dan mengelola sarana perkotaan dan sarana pelayanan dasar di bidang pendidikan, kesehatan dan perdagangan yang lebih modern serta ramah lingkungan.
- Meningkatkan pemerataan pembangunan infrastruktur perkotaan untuk mendukung pemerataaan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
- Mengembangkan potensi budaya dan kesenian daerah sebagai landasan pengembangan dan pembangunan pariwisata Kota Magelang.
- Memperkuat kehidupan beragama dan toleransi antar umat beragama melalui penyelenggaraan kegiatan-kegiatan keagamaan dan peningkatan sarana-prasarana peribadatan sebagai landasan terbangunnya masyarakat madani.
Untuk penjabaran Visi Misi tersebut, maka penjabaranoperasional ditentukan ke dalam beberapa Program Unggulan sebagai berikut:
- Program pengembangan daya saing daerah berbasis potensi lokal;
- Program kota cerdas;
- Program peningkatan Kualitas sumber daya aparatur pemerintah;
- Program pembangunan berwawasan lingkungan aman, sehat, berkelanjutan;
- Program pemerintahan responsif dan partisipatif;
- Program kemitraan pemerintah, swasta, masyarakat madani, dan media massa khususnya dalam pelayanan jasa perekonomian, jasa kesehatan dan jasa pendidikan;
- Program perluasan peluang kerjadalam bidang pelayanan jasa perekonomian, jasa kesehatan dan jasa pendidikan;
- Program penguatan pertumbuhan ekonomi
- Program pelayanan kesejahteraan sosial dan penurunan kemiskinan;
- Program pengembangan wilayah terpadu berkeadilan (inklusif) dan mengurangi kesenjangan wilayah.
- Program masyarakat religius menuju masyarakat madani
Dalam pelaksanaan ke lima misi tersebut urusan penunjang penelitian dan pengembangan serta urusan wajib statistik yang diamanatkan kepada Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik masih menjumpai berbagai permasalahan yang harus segera dicarikan solusinya. Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik sebagai fungsi koordinasi kelitbangan dan data memiliki peran yang sangat strategis untuk mengakomodir seluruh permasalahan di kelima misi untuk dibawa ke level statistikdi Misi 1 dan kelitbangan di Misi 3. Hasil telaahan sebagaimana tabel berikut :
Tabel 3.3
Telaahan Visi Misi RPJMD Kota Magelang 2016-2021, Permasalahan di seluruh Misi
dan Faktor Penanganannya untuk Urusan Penelitian, Pengembangan dan Statistik (Misi 1 dan 3)
No |
Visi |
Misi |
Program unggulan |
Program pembangunan |
Permasalahan
|
Sebagai Faktor |
|
Penghambat |
Pendorong |
||||||
1. |
KOTA JASA YANG MODERN DAN CERDAS |
1,2,3,4 |
Program pengembangan daya saing daerah berbasis potensi lokal |
Program Pembangunan Jalan dan Jembatan |
Belum ada study kelayakan . |
- Belum memiliki peneliti fisik prasarana |
- Ada seksi litbang Fisik prasarana
- Adanya jejaring antara lembaga litbang dengan perguruan tinggi
|
Program mengintesifkan penanganan pengaduan masyarakat |
Kotak pengaduan masyarakat saat ini yang dimiliki kantor penelitian, pengembangan dan statistik masih berbasis e-mail |
- Belum memiliki petgas khusus yang bisa diandalkan dalampenanganan pengaduan |
- Webb yang tersedia memungkinkan untuk dikembangkan adanya slod pengaduan interaktif/dua arah |
||||
Program peningkatan dan Pengembangan pengelolaan keuangan daerah |
Potensi PAD perlu terus dipantau secara berkala |
- Terbatasnya peneliti yang dimiliki, sehingga perlu mengambil peneliti dari perguruan tinggi lain - PD yang mengampu Keuangan Daerah memerlukan pemantauan potensi PAD |
- Adanya jarlit memungkinkan pemenfaatan sumber daya peneliti (dosen) dari perguruan tinggi di berbagai perguruan tinggi |
||||
NO |
VISI |
MISI |
PROGRAM UNGGULAN |
PROGRAM PEMBANGUNAN |
PERMASALAHAN |
SEBAGAI FAKTOR |
|
PENGHAMBAT |
PENDORONG |
||||||
|
|
|
|
Program peningkatan pelayanan kesehatan |
Isu yang berkembang banyak keluhan pelayanan kesehatan di Kota Magelang |
Belum ada data akurat tentang peserta Asuransi dan jumlah pasien di masing-masing unit pelayanan kesehatan |
- Adanya jarlit memungkinkan pemenfaatan sumber daya peneliti (dosen) dari perguruan tinggi di berbagai perguruan tinggi |
|
|
|
|
Program Wajib Belajar 9 Tahun |
Data status penduduk kota magelang pada usia pendidikan dasar dan data peserta didik pada pendidikan dasar mutlak diperlukan dalam mendukung kajian/Analisis Pembangunan Manusia. |
Belum ada SIM terintegrasi yang memudahkan pendataan |
Kota Magelang telah memiliki webb data strategis yang mempunyai peluang besar dalam integrasi data. |
|
|
|
|
|
Kajian mendalam atas penduduk dan peserta didik pada pendidikan dasar belum ada |
basis data, penduduk dan peserta didik pada pendidikan dasar di Kota Magelang belum tersedia |
- Untuk mendukung identifikasi telah ada SDM yang berkapasitas - Kemungkinan dukungan SDM dari perguruan tinggi lainnya tersedia cukup
|
NO |
VISI |
MISI |
PROGRAM UNGGULAN |
PROGRAM PEMBANGUNAN |
PERMASALAHAN |
SEBAGAI FAKTOR |
|
Penghambat |
Pendorong |
||||||
|
|
|
|
Program peningkatan peran serta kepemudaan |
Generasi muda potensial wirausahawan belum memiliki konsep pembinaan yang terintegratif dan sistemis |
Belum ada MOU antara pemerintah Kota Magelang dengan kementrian terkait yang memiliki pembinaan kewirausahaan yang terintegratif dan sistemis
|
Kemenristek dikti memberikan peluang kepada daerah untuk mengakses kerjasama pembinaan pemuda yang terintegratif dan sistemis |
|
|
|
|
Program Pengelolaan Pasar |
Belum ada kajian ilmiah tentang persepsi masyarakat terhadap pasar yang ada di Kota Magelang |
Belum ada data akurat jumlah pedagang pasar di masing-masing pasar di Kota Magelang |
- Tersedia peneliti yang membidangi - Tersedianya jejaring penelitian yang dapat dioptimalkan untuk mendukung penelitian |
|
|
|
|
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya |
Belum adanya peta pusat-pusat budaya di Kota Magelang |
Tidak memiliki peneliti kebudayaan |
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada memberikan ruang kerjasama |
|
|
|
Program kota cerdas |
Program Pemanfaatan Ruang |
Belum adanya kebijakan optimalisasi pemanfaatan potensi kawasan tidar campur |
Belum ada kajian pengembangan kawasan tidar campur. |
- Kota Magelang telah memiliki Tim Koordinasi Penguatan Sistem Inovasi Daerah dengan tema“Industrialisasi Pariwisata Berbasis Teknologi dan lingkungan” |
NO |
VISI |
MISI |
PROGRAM UNGGULAN |
PROGRAM PEMBANGUNAN |
PERMASALAHAN |
SEBAGAI FAKTOR |
|
Penghambat |
Pendorong |
||||||
|
|
|
|
|
|
|
- Renja Tahun 2017 salah satunya teranggarkan Penyusunan Perda Penguatan SIDa Kota Magelang
|
|
|
|
|
|
|
|
- Kawasan Tidar Campur merupakan salah satu modal utama implementasi SIDa Kota Magelang sesuai tema |
|
|
|
|
Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi |
Belum maksimalnya pengembangan webb kantor penelitian, pengembangan dan statistik |
Tidak semua pegawai Kntoe Penelitian, Pengembangan dan Statistik mempunyai kapasitas menulis artikel |
Komitmen dan etos kerja tinggi cukup memberikan dorongan kecepatan penanganan |
|
|
|
|
|
Belum semua unit data di Perangkat Daerah terintegrasi dengan datago sebagai Pusat data strategis Kota Magelang |
1. Belum ada dasar hukum yang kuat dalam pemanfaatan datago 2. Tidak semua PD terpilh untuk diintregasikan data publiknya membuka diri untuk pelaksanaannya |
1. Implementasi datago diatur dalam perwal nomor : 25 tahun 2015 2. Rencana pengembangan hingga 2017 telah terprogram
|
No |
VISI |
MISI |
PROGRAM UNGGULAN |
PROGRAM PENGHAMBAT |
PERMASALAHAN |
SEBAGAI FAKTOR |
|
PENGHAMBAT |
PENDORORONG |
||||||
|
|
|
|
|
|
|
3. Datago mendapat respon positif dari berbagai kalangan di daerah maupun pusat 4. Tersedia tenaga yang mebidangi dan berkapasitas
|
|
|
|
|
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah |
UMKM Kota Magelangsecara umum memiliki 5 permasalahan yaitu : 1. Pemasaran 2. Permodalan 3. Perjinan (hahal, PIRT,SIUP,TDP dan Merk/ Haki) 4. SDM 5. Technologi (Peten/HaKi) 6. Lingkungan
|
- Belum ada MOU antara Pemerintah Kota Magelang dengan BPPT (MOU yang lama telah habis) - Rata-rata UKM Kota Magelang baru mencapai Tingkat Kesiapan Teknologi (technology Readness Level/TRL) pada level 3-5, idealnya 7dari 9 untuk bisa eksis di pasara |
Tecnologi Bisnis Inkubator Senter di bawah Puspiptek BPPT memiliki ruang untuk bekerjasama dengan pemerintah Kota Magelang |
NO |
VISI |
MISI |
PROGRAM UNGGULAN |
PROGRAM PEMBANGUNAN |
PERMASALAHAN |
SEBAGAI FAKTOR |
|
PENGHAMBAT |
PENDORONG |
||||||
|
|
|
|
Program Peningkatan Disiplin Aparatur |
Tidak meratanya disiplin ASNdi Kota Magelang |
- Belum pernah dilakukan penelitian mendalam terkait disiplin ASN
|
- Tersedianya data presensi berbasis sidik Jari di seluruh OPD - Tersedianya tenaga peneliti yang berkompeten
|
|
|
|
Program peningkatan Kualitas sumber daya aparatur pemerintah |
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur |
Belum meratanya kapasitas SDM penelitian, pengembangan dan statistik |
Kebijakan pendanaan pengembangan pegawai kurang mencukupi dan terpusat di BKD |
Berbagai tawaran pengembangan substansi dari kementrian pembina cukup tersedia
Telah ada matriks pengembangan pegawai penelitian, pengembangan dan statistik.
|
|
|
|
Belum optimalnya pemanfaatan SDM potensial di Kota Magelang |
Volume pekerjaan masing-masing SDM potensial cukup tinggi walaupun tidak ada sinergitas keilmuan |
Adanya slot anggaran Pemberdayaan Forum Komunikasi Karya Siswa
|
Belum optimalnya pemanfaatan SDM potensial di Kota Magelang |
Volume pekerjaan masing-masing SDM potensial cukup tinggi walaupun tidak ada sinergitas keilmuan
|
NO |
VISI |
MISI |
PROGRAM UNGGULAN |
PROGRAM PEMBANGUNAN |
PERMASALAHAN |
SEBAGAI FAKTOR |
|
PENGHAMBAT |
PENDORONG |
||||||
|
|
|
|
|
|
|
Sejak terbentuk Forkarsis, sumbangsih pemikiran dalam memberikan rekomendasi kebijakan atas berbagai permasalahan sesuai bidang ilmu cukup tingi
Dalam waktu satu tahun anggaran banyak permasalahan yang bermunculan dan membutuhkan kajian cepat
Adanya slot anggaran penyusunan buku Analisis Permasalahan dan Isu Strategis daerah
|
|
|
|
Program Pembangunan berwawasan lingkungan aman, sehat, berkelanjutan |
Program Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup |
Belum optimalnya pengendalian limbah batik dan belum ada peta sebarannya |
tidak tersedianya data sebaran dan volume limbah batik belum ada
Teknologi tepat guna pengolahan limbah batik |
Tersedianya sdm penelitian lingkungan
Kebijakan green product mewajibkan semua produk harus ramah lingkungan
|
NO |
VISI |
MISI |
PROGRAM UNGGULAN |
PROGRAM PEMBANGUNAN |
PERMASALAHAN |
SEBAGAI FAKTOR |
|
PENGHAMBAT |
PENDORONG |
||||||
|
|
|
|
|
|
Belum adanya MOU antara Pemerintah Kota Magelang dengan BPPT yang sesuai perkembangan kebutuhan |
BPPT selaku pembina kelitbangan memiliki SDM pengembangan teknologi pengolahan limbah batik
|
|
|
|
Program pemerintahan responsif dan partisipatif |
Program pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Masa
|
Belum maksimalnya pengembangan webb Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik
|
Terbatasnya personil yang mampu mengembangkan webb dan menulis naskah |
Hasil evaluasi bidang IT Dishubkominfo bahwa Webb Kantor penelitian, pengembangan dan statistik termasuk baik. |
|
|
|
Program kemitraan pemerintah, swasta, masyarakat madani, dan media massa khususnya dalam pelayanan jasa perekonomian, jasa kesehatan dan jasa pendidikan
|
Program kerjasama Pembangunan |
Belum adanya MOU antara Pemerintah Kota Magelang dengan Kementrian dan LNDP pembina penelitian, pengembangan dan statistik |
MOU yang ada (dengan BPPT) telah habis masa berlakunya. |
Kementrian dan LNDP pembina Penelitian, Pengembangan dan Statistik membuka keran kerjasama. |
NO |
VISI |
MISI |
PROGRAM UNGGULAN |
PROGRAM PEMBANGUNAN |
PERMASALAHAN |
SEBAGAI FAKTOR |
|
PENGHAMBAT |
PENDORONG |
||||||
2 |
SEJAHTERA |
2,3,4 |
Program perluasan peluang kerja dalam bidang pelayanan jasa perekonomian, jasa kesehatan dan jasa pendidikan |
Program peningkatan kesempatan kerja : Indikator Pertumbuhan wirausaha baru |
Belum tertanganinya calon wirausahawan baru yang merupakan hasil penjaringan krenova |
Kota Magelang belum memiliki Inkubator Bisnis sebagai wahana mencetak wirausahawan baru bidang teknologi
Belum ada MOU antara pemerintah Kota Magelang dengan Kementrian dan LNDP pembina Penelitian dan pengembangan
|
Kementrian dan LNDP pembina penelitian dan pengembangan IPTEK membuka keran kerjasama menindaklanjuti hasil krenova untuk dibina menjadi wirausahawan baru |
|
|
|
Program penguatan pertumbuhan ekonomi |
Program pengembangan destinasi pariwisata |
Belum ada identifikasi potensi destinasi pariwisata baru |
Potensi yang mengakar di masyarakat belum tergarap dengan baik |
Tersedia SDM peneliti yang membidangi
Tersedianya jaringan penelitian yang memungkinkan mendukung penelitian pengembangan destinasi pariwisata
|
|
|
|
|
Program Pengembangan Perdagangan yang modern |
Belum pusat bisnis jasa di Kota Magelang |
Belum pernah ada kajian/penelitian untuk mengukur potensinya |
Visi Kota Jasa
Kebijakan Pengembangan Kota sebagai smart city
|
NO |
VISI |
MISI |
PROGRAM UNGGULAN |
PROGRAM PEMBANGUNAN |
PERMASALAHAN |
SEBAGAI SEKTOR |
|
PENGHAMBAT |
PENDORONG |
||||||
|
|
|
Program pelayanan kesejahteraan sosial dan penurunan kemiskinan |
Program Wajib belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun |
Hingga saat ini Kota Magelang belum dapat memberikan data APM dan APK dikdas yang akurat sehingga kajiannya yang tersaji selama ini belum mencerminkan kondisi riil
|
Data pilah gender, asal siswa dan usia tidak tertangani dengan baik |
Tersedianya SDM peneliti dan statistisi yang memiliki kompetensi untuk melakukan peelitian terkait kondisi APK dan APM pada anak usia wajar 9 tahun |
|
|
|
|
Program Pendidikan Anak Usia Dini |
Belum adanya penelitian Sosial Budaya terkait PAUD serta Peta persebarannya
|
Pembina PAUD tidak pada satu institusi, ada yang di bawah diknas dan ada yang dibawah kemenag |
Adanya jejaring yang memungkinkan untuk melaksanakan penelitian terkait PAUD |
NO |
VISI |
MISI |
PROGRAM UNGGULAN |
PROGRAM PEMBANGUNAN |
PERMASALAHAN |
SEBAGAI FAKTOR |
|
PENGHAMBAT |
PENDORONG |
||||||
|
|
|
|
Promosi Kesehatan dan pemberdayaan masyarakat |
Belum pernah ada kajian mendalam tentang PHBS, analisis yang tersaji saat ini baru mendasarkan akumulasi data yang belum pernah divalidasi |
Belum adanya data yang valid tentang PHBS |
Telah ada kajian awal tentang PHBS hasil FGD PHBS 2015
Tersedianya SDM dan jejaring yang memungkinkan mengkaji/mendalami tentang PHBS sebagai bahan penyusunan rekomendasi, sehingga kebijakan promosi kesehatan yang akan diambil mendasarkan kondisi riil di lapangan
|
|
|
|
|
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya
|
Banyaknya anak jalanan, pengemis dan gelandangan yang tersebar di Kota Magelang |
Belum ada data akurat terkait jumlah
Rumah singgah yang ada di Kota Magelang tidak berfungsi dengan baik |
Tersedianya jejaring yang memungkinkan untuk melaksanakan identifikasi serta mengkaji berbagai hal terkait anak jalanan, pengemis dan gelandangan |
NO |
VISI |
MISI |
PROGRAM UNGGULAN |
PROGRAM PEMBANGUNAN |
PERMASALAHAN |
SEBAGAI FAKTOR |
|
PENGHAMBAT |
PENDORONG |
||||||
|
|
|
|
|
Banyaknya fakir miskin yang tidak segera terentaskan |
Program penanganan fakir miskin yang dilakukan belum mendasarkan pada kajian yang mendalam |
Terdapat jejaring yang memungkinkan untuk melaksanakan kajian mendalam akan penggalian potensi fakir miskin |
|
|
|
|
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial |
Kondisi riil dilapangan ada penduduk di Kota Magelang sebagai penyandang cacat dan peta persebarannya
|
Belum pernah data pilah dan kajian mendalam kebutuhan penyandang cacat |
Terdapat jejaring yang memungkinkan untuk melaksanakan kajian mendalam akan penyandang cacat dan peta persebarannya |
|
|
|
|
|
Data penduduk Kota Magelang menunjukkan bahwa penduduk usia 65 tahun ke atas (manula) pada 2015 meningkat 4,20% dibandingkan 2014, pada pada 2016 diperkirakan akan mengalami peningkatan yang hampir sama
|
Belum ada identifikasi kondisi dan kebutuhan manula
|
Adanya jejaring yang memungkinkan untuk mengadakan identifikasi kondisi dan kebutuhan manula, mengkaji dan memberikan rekomendasi kebijaakan pengelolaan manula di Kota Magelang |
NO |
VISI |
MISI |
PROGRAM UNGGULAN |
PROGRAM PEMBANGUNAN |
PERMASALAHAN |
SEBAGAI FAKTOR |
|
PENGHAMBAT |
PENDORONG |
||||||
3. |
RELIGIUS |
2, 5 |
Program masyarakat religius menuju masyarakat madani |
Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan |
Belum ada data terkait tinggi rendah wawasan kebangsaan masyarakat Kota Magelang |
Belum ada rumusan baku untuk mengukur tinggi rendah wawasan kebangsaan masyarakat Kota Magelang |
Tinggi rendah wawasan kebangsaan masyarakat dapat diukur melalui penelitian dengan analog ukuran-ukuran dan penilaian untuk permasalahan sejenis. Penelitian dapat diakukan bersama antara guru pengampu mata pelajaran terkait dan peneliti serta jejaring penelitian. |
|
|
|
|
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun |
Belum adanya penelitian terkait moralitas, spiritualitas dan karakter pada siswa SD dan SMP |
Data siswa di masing-masing sekolah belum terkoordinir dengan baik
|
Tersedianya jejaring untuk melaksanakan identifikasi tersebut Pada 2016 salah satu kegiatan Forkarsis adalah mengkaji makna religius dari sudut pandang pendidikan dan berbagai agama di Kota Magelang
|
- Telaahan Renstra Kemenristekdikti, BPP Kemendagri, BPPT, LIPI, BPS Pusat, Bappeda dan Balitbang Provinsi Jawa Tengah
Selain permasalahan yang ada ditingkat internal dan eksternal Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik Kota Magelang, serta memperhatikan permasalahan serta program prioritas kepala Daerah terpilih Tahun 2016-2021, perlu lebih diperhatikan adalahkesesuaian dengan tugas dan fungsi. Selain itu juga perlu memperhatikan permasalahan dan isu-isu strategis ypada SKPD terkait di tingkat Provinsi Jawa Tengah dan serta pembina teknis nasional.Disamping itu aspek Tata Ruang maupun program dan kegiatan yang perlu dilaksanakan oleh Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik yang terkait pelaksanaan penataan ruang.
Dari kajian terhadap Renstra Kemenristek, BPPT, LIPI, Bappenas dan Renstra Bappeda maupuan Badan Penelitian, Pengembangan Provinsi Jawa Tengah,maka permasalahan pelayanan Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik Kota Magelang beserta Faktor Pendorong dan Penghambat Keberhasilan Penanganannya dapat dirumuskan sebagai berikut
Tabel 3.4
Permasalahan Pelayanan Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik Kota Magelang berdasarkan Sasaran Renstra Kemenristekdikti beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No |
Sasaran Jangka Menengah Kemenristek |
Permasalahan Pelayanan Kantor Litbang dan Statistik Kota Magelang |
Sebagai Faktor |
|
Penghambat |
Pendorong |
|||
1 |
Meningkatnya kualitas kelembagaan IPTEK dan Dikti, melalui : · Meningkatnya Taman Sains dan Teknologi (TST) yang terbangun · Meningkatnya Taman Sains dan Teknologi yang mature · Meningkatnya Pusat Unggulan IPTEK |
Belum optimalnya pembinaan dan hilirisasi produk hasil kreativitas dan inovasi masyarakat (KRENOVA) |
Belum punya fasilitas pembinaan yang mampu menghilirkan produk krenova menjadi komersial |
1. Perguruan tinggi siap mendukung upaya hilirisasi produk dengan pola sejenis BTIC 2. Telah ada proposal pembentukan Pusat IPTEK Masyarakat ditujukan ke DPR Pusat saat kunjungan reses ke Kota Magelang 3. Kemenristek program –program lanjutan |
2 |
Meningkatnya relevansi, kulitas dan kuantitas sumber daya IPTEK dan dikti, melalui : · Meningkatnya jumlah SDM Litbang berkualifikasi master dan doktor · Meningkatnya jumlah SDM IPTEK yang berkompeten · Meningkatnya Sarpras Lemtitbang dan PTN yang direvitalisasi
|
1. Belum memadainya kapasitas Sumber Daya Manusia di bidang penelitian, pengembangan, perekayasaan dan analisis kebijakan serta pengelolaan data 2. Belum terimplementasikannya on line jurnal system di Kota Magelang 3. Kurang memadainya kualitas peralatan dan perlengkapan kerja yang tersedia 4. Belum adanya payung hukum yang mengatur Penguatan Sistem Inovasi Daerah, Jaringan Penelitian, Forum komunikasi Karya Siswa dan pelayanan HaKI serta Online Journal System; |
1. Terbatasnya SDM yang memiliki kapasitas menjadi SDM IPTEK (peneliti, perekayasa dan analis kebijakan) serta pengelola data 2. Keterbatasan anggaran untuk pengadaan peralatan kerja yang representatif |
1. Anggaran peningkatan SDM tersedia di BKD 2. Pembina SDM IPTEK memiliki agenda rutin pengembangan kapasitas SDM IPTEK 3. Software Online Jurnal Sytem .disediakan oleh LIPI, daerah tinggal mengaplikasikan dan penyediaan dana operasional |
3 |
Meningkatnya relevansi dan produktivitas riset dan pengembangan, melalui : · Meningkatnya jumlah HKI yang didaftarkan · Meningkatnya jumlah publikasi internasional · Meningkatnya jumlah prototypr R & D (TRL sd. 6) · Meningkatnya jumlah prototype laik industri (TRL 7)
|
1. Belum optimalnya perlindungan kekayaan intelektual oleh pemerintah daerah 2. Belum adanya payung hukum yang mengatur Penguatan Sistem Inovasi Daerah, Jaringan Penelitian, Forum komunikasi Karya Siswa dan pelayanan HaKI serta Online Journal System; 3. Terbatasnya peluang bagi SDM Litbang untuk melaksanakan riset yang layak dipublikasikan di jurnal internasional 4. Rata-rata UKM Kota Magelang baru mencapai Tingkat Kesiapan Teknologi (technology Readness Level/TRL) pada level 3-5, idealnya 7dari 9 untuk bisa eksis di pasaranRata-rata UKM Kota Magelang baru mencapai Tingkat Kesiapan Teknologi (technology Readness Level/TRL) pada level 3-5, idealnya 7dari 9 untuk bisa eksis di pasaran
|
Belum ada MOU antara Pemerintah Daerah Kota Magelang dengan kemenristekdikti |
Terbatasnya peluang bagi SDM Litbang untuk melaksanakan riset yang layak dipublikasikan di jurnal internasional |
4 |
Menguatnya kapasitas inovasi melalui meningkatnya jumlah inovasi yang diproduksi dan dimanfaatkan pengguna |
Belum optimalnya pembinaan dan hilirisasi produk hasil kreativitas dan inovasi masyarakat (KRENOVA) |
Kurang intensifnya fasilitasi kepada masyarakat inventor dan inovator untuk mendiseminasikan hasil krativitas dan inovasinya |
Telah ada skema pembiayaan dari pemerintah pusat untuk memfasilitasi diseminasi produk teknologi masyarakat meskipun harus melalui seleksi dan kompetisi |
Sumber : Hasil Brainstorming
Hasil analisis permasalahan pelayanan Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik Kota Magelang berdasarkan sasaran jangka Menengah Kemendagri beserta faktor penghambat dan pendorongnya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5
Permasalahan Pelayanan Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik Kota Magelang berdasarkan Sasaran Renstra BPP Kemendagri beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No |
Sasaran Jangka Menengah BPP Kemendagri |
Permasalahan Pelayanan Kantor Litbang dan Statistik Kota Magelang |
Sebagai Faktor |
|
Penghambat |
Pendorong |
|||
1 |
Meningkatnya kualitas kelitbangan Kemendagri sebagai bahan rekomendasi perumusan kebijakan, terfasilitasinya pelaksanaan inovasi daerah dan tersusunnya kebijakan fasilitasi inovasi daerah, melalui : · Meningkatnya jumlah pemerintah daerah yang difasilitasi dalam melaksanakan inovasi daerah (X.2) · Meningkatnya jumlah kebijakan Inovasi daerah (X.3)
|
Belum adanya payung hukum yang mengatur Penguatan Sistem Inovasi Daerah, Jaringan Penelitian, Forum komunikasi Karya Siswa dan pelayanan HaKI serta Online Journal System |
Penyusunan produk hukum daerah yang bersifat teknis seperti produk hukum kelitbangan sangat terkait dengan alokasi anggaran setiap tahunnya dan terlebih dahulu harus masuk dalam agenda prolegda, sehingga penyusunannya membutuhkan proses yang cukup panjang |
Adanya peraturan perundangan-undangan diatasnya seperti UU, PP dan Peraturan Menteri terkait kelitbangan akan meningkatkan urgensi pembentukan produk hukum daerah terkait kelitbangan |
2 |
Tercapainya kegiatan pembinaan kelitbangan dalam rangka kelancaran pelaksanaan kelitbangan pusat dan daerah bidang pembangunan dan keuangan daerah (1280.3) |
Belum optimalnya sinkronisasi kelitbangan dan inovasi di Kota Magelang |
Dalam SOTK yang lama belum menyebutkan Tugas Pokok dan Fungsi terkait Inovasi Daerah dan SKPD yang mengampunya sehingga inovasi dari berbagai sektor belum terkoordinasi dengan baik |
Dalam Peraturan Perundangan-Undangan yang terbaru telah menyebutkan fungsi inovasi daerah sehingga diharapkan antara kelitbangan dan inovasi akan dapat terkoordinasi
|
3 |
Tercapainya kegiatan pembinaan kelitbangan dalam rangka kelancaran pelaksanaan kelitbangan pusat dan daerah bidang otonomi daerah, politik dan pemerintahan umum (1281.3) |
Belum optimalnya sinkronisasi kelitbangan dan inovasi di Kota Magelang |
Dalam SOTK yang lama belum menyebutkan Tugas Pokok dan Fungsi terkait Inovasi Daerah dan SKPD yang mengampunya sehingga inovasi dari berbagai sektor belum terkoordinasi dengan baik |
Dalam Peraturan Perundangan-Undangan yang terbaru telah menyebutkan fungsi inovasi daerah sehingga diharapkan antara kelitbangan dan inovasi akan dapat terkoordinasi
|
4 |
Tersusunnya dokumen : Jumlah daerah kabupaten/kota yang dikaji tentang program Inovasi daerah dalam rangka penyelenggaraan program pemberian penghargaan Pemerintah Daerah Inovatif (Innovative Goverment Award/IGA) (1283.2)
|
Belum optimalnya penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)
|
Institusi kelitbangan setingkat esselon III saat ini tidak cukup kuat untuk menggerakkan dan mengkoordinir penguatan SIDa |
Dalam UU 23 Tahun 2014 memberikan peluang meningkatnya bentuk lembaga kelitbangan daerah |
5 |
Terfasilitasinya pembinaan terhadap daerah (Provinsi/kab/kota) yang melaksanakan inovasi daerah (1283.3)
|
Belum optimalnya penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)
|
Institusi kelitbangan setingkat esselon III saat ini tidak cukup kuat untuk menggerakkan dan mengkoordinir penguatan SIDa |
Dalam UU 23 Tahun 2014 memberikan peluang meningkatnya bentuk lembaga kelitbangan daerah |
6 |
Tercapainya kegiatan pembinaan kelitbangan dalam rangka kelancaran pelaksanaan kelitbangan bidang inovasi daerah dan aparatur (1283.4) |
Belum optimalnya sinkronisasi kelitbangan dan inovasi di Kota Magelang |
Dalam SOTK yang lama belum menyebutkan Tugas Pokok dan Fungsi terkait Inovasi Daerah dan SKPD yang mengampunya sehingga inovasi dari berbagai sektor belum terkoordinasi dengan baik |
Dalam Peraturan Perundangan-Undangan yang terbaru telah menyebutkan fungsi inovasi daerah sehingga diharapkan antara kelitbangan dan inovasi akan dapat terkoordinasi |
Selanjutnya Hasil analisis permasalahan pelayanan Kantor Penelitian, pengembangan dan Statistik berdasarkan strategi jangka menengah Badan Pengkajian dan penerapan Teknologi (BPPT) serta faktor penghambat dan pendorong adalah sebagai berikut :
Tabel 3.6
Permasalahan Pelayanan Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik Kota Magelang berdasarkan Sasaran Renstra BPPT beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No |
Sasaran Jangka Menengah BPPT |
Permasalahan Pelayanan Kantor Litbang dan Statistik Kota Magelang |
Sebagai Faktor |
|
Penghambat |
Pendorong |
|||
1 |
Terwujud dan berfungsinya technopark (S-10) |
Belum optimalnya pembinaan dan hilirisasi produk hasil kreativitas dan inovasi masyarakat (KRENOVA) |
Belum punya fasilitas pembinaan yang mampu menghilirkan produk krenova menjadi komersial |
Telah ada proposal pembentukan Pusat IPTEK Masyarakat ditujukan ke DPR Pusat saat kunjungan reses ke Kota Magelang
|
2 |
Terwujudnya pembangunan NSTP (berkembangnya technopreuneur) (S-2) |
Belum optimalnya pembinaan dan hilirisasi produk hasil kreativitas dan inovasi masyarakat (KRENOVA) |
Belum adanya incubator bisnis di Kota Magelang |
Adanya fasilitas pembinaan dan pembiayaan inkubasi bisnis dari Pemerintah Pusat untuk UMKM
|
3 |
Termanfaatkannya technologi penanganan bencana di daerah (S-6) |
Belum sinerginya stakeholders dalam pengembangan dan penerapan IPTEK |
Belum adanya BPBD di Kota Magelang yang secara khusus menangani bencana di daerah |
Berkembangnya teknologi mitagasi bencana |
4 |
Termanfaatkannya teknologi lingkungan untuk pengolahan air oleh mitra (S-7) |
Belum sinerginya stakeholders dalam pengembangan dan penerapan IPTEK |
Air Baku Air Minum PDAM Kota Magelang sebagian besar berasal dari Kabupaten Magelang, sehingga perlu dipikirkan alternatif sumber air baku lainnya dan teknologi pengolahannya |
PDAM Kota Magelang menggunakan air baku air minum yang bersumber dari mata air yang minim pengolahan |
5 |
Termanfaatkannya inovasi teknologi agro industri (S-8) |
Belum sinerginya stakeholders dalam pengembangan dan penerapan IPTEK |
Belum adanya agro industri di Kota Magelang |
Wilayah Kota Magelang dikelilingi dan berada disekitar Kabupaten yang berbasis agraris sehingga dapat menjadi peluang munculnya agro industri di Kota Magelang |
6 |
Termanfaatkannya layanan bioteknologi (S-9) |
Belum sinerginya stakeholders dalam pengembangan dan penerapan IPTEK |
Belum adanya layanan dan pemanfaatan bioteknologi di Kota Magelang |
Terdapat Perguruan Tinggi (UNTIDAR dan STTP) di sekitar Kota Magelang yang konsen dengan pertanian |
7 |
Termanfaatkannya inovasi teknologi produksi pangan berbahan baku lokal (S-10) |
Belum sinerginya stakeholders dalam pengembangan dan penerapan IPTEK |
Belum adanya industry yang memanfaatkan teknologi produksi pangan berbahan baku lokal di Kota Magelang |
Wilayah Kota Magelang dikelilingi dan berada disekitar Kabupaten yang berbasis agraris sehingga dapat menjadi peluang munculnya industri pangan berbahan baku local di Kota Magelang |
8 |
Termanfaatkannya inovasi teknologi produksi bahan baku obat (S-11) |
Belum sinerginya stakeholders dalam pengembangan dan penerapan IPTEK |
Belum adanya industry yang memanfaatkan teknologi produksi bahan baku obat di Kota Magelang |
Wilayah Kota Magelang dikelilingi dan berada disekitar Kabupaten yang kaya akan tanaman obat sehingga dapat menjadi peluang munculnya industri biofarmaka di Kota Magelang |
9 |
Termanfaatkannya E-servise berbasis identifikasi dan/atau sertifikat elektronik (S-12) |
Belum optimalnya pemanfaatan dan pengembangan sistem informasi dataGo sebagai pusat data Kota Magelang yang terintegrasi |
Kurang kuatnya payung yang mengatur DATAGO sebagai pusat data Kota Magelang |
Statistik merupakan urusan wajib, sehingga keberadaan DATAGO akan dapat dipertahankan bahkan terus dikembangkan
|
10 |
Termanfaatkannya sistim elektronik navigasi untuk meningkatkan keselamatan transportasi (S-13) |
Belum sinerginya stakeholders dalam pengembangan dan penerapan IPTEK |
Belum penerapan dan pemanfaatan sistim elektronik navigasi untuk meningkatkan keselamatan transportasi di Kota Magelang |
Adanya peluang untuk melalukan transfer teknologi sistim elektronik navigasi untuk meningkatkan keselamatan transportasi melalui MoU dengan BPPT
|
11 |
Termanfaatkannya technologi material biocompatible (S-14) |
Belum sinerginya stakeholders dalam pengembangan dan penerapan IPTEK |
Belum adanya penerapan dan pemanfaatan technologi material biocompatible di Kota Magelang |
Adanya peluang untuk melalukan transfer teknologi technologi material biocompatible melalui MoU dengan BPPT
|
12 |
Termanfaatkannya penggunaan energi terbarukan untuk energi listrik (S-15) |
Belum sinerginya stakeholders dalam pengembangan dan penerapan IPTEK |
Belum tergarapnya potensi energy terbarukan di Kota Magelang |
Sudah adanya kajian energy terbarukan di Kota Magelang dan peluang pemanfaatanya melalui MoU dengan BPPT |
13 |
Termanfaatkannya layanan audit energi di sektor industri dan komersial untuk peningkatan efisiensi energi nasional (S-16) |
Belum sinerginya stakeholders dalam pengembangan dan penerapan IPTEK |
Belum adanya penerapan dan pemanfaatan layanan audit energi di sektor industri dan komersial untuk peningkatan efisiensi energi nasional di Kota Magelang |
Adanya peluang untuk meenerapkan dan memanfaatkan layanan audit energi di sektor industri dan komersial untuk peningkatan efisiensi energi nasional di Kota Magelang melalui MoU dengan BPPT
|
14 |
Termanfaatkannya teknologi bahan bakar nabati sebagai sumber energi terbarukan (S-17) |
Belum sinerginya stakeholders dalam pengembangan dan penerapan IPTEK |
Belum adanya penerapan dan pemanfaatan teknologi bahan bakar nabati sebagai sumber energi terbarukan di Kota Magelang |
Adanya peluang untuk melalukan transfer teknologi bahan bakar nabati sebagai sumber energi terbarukan melalui MoU dengan BPPT |
15 |
Termanfaatkannya hasil kerekayasaan teknologi industri permesinan (S-20) |
Belum sinerginya stakeholders dalam pengembangan dan penerapan IPTEK |
Belum adanya penerapan dan pemanfaatan hasil kerekayasaan teknologi industri permesinan di Kota Magelang |
Adanya peluang untuk melalukan transfer teknologi hasil kerekayasaan teknologi industri permesinan melalui MoU dengan BPPT
|
16 |
Termanfaatkannya hasil kerekayasaan teknologi sistem dan prasarana transportasi darat (S-21) |
Belum sinerginya stakeholders dalam pengembangan dan penerapan IPTEK |
Belum adanya penerapan dan pemanfaatan hasil kerekayasaan teknologi sistem dan prasarana transportasi darat di Kota Magelang |
Adanya peluang untuk melalukan transfer teknologi hasil kerekayasaan teknologi sistem dan prasarana transportasi darat (S-21)melalui MoU dengan BPPT
|
17 |
Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, akuntabel dan berkinerja tinggi (S-24) |
Belum terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik |
Belum selesainya roadmap reformasi birokrasi Pemerintah Kota Magelang |
Adanya Peraturan Perundang-Undangan di tingkat pusat yang mengamanatkan reformasi birokrasi
|
18 |
Terwujudnya birokrasi yang efektif efisien dan berorientasi pada layanan prima (s-25) |
Belum terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik |
Belum selesainya Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Pelayanan Publik (SPP) untuk seluruh jenis pelayanan kelitbangan dan data |
Sedang disusunnya salah satu SPP ijin penelitian dan akan segera disusul SPP bidang pelayanan lainnya |
Salah satu lembaga Negara Non Kementrian selaku pembina Litbang yang perlu dirujuk adalah Renstra Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Sasaran strategis jangka menengah LIPI adalah sebagai berikut :
Tabel 3.7
Permasalahan Pelayanan Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik Kota Magelang berdasarkan Sasaran Renstra LIPI beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No |
Sasaran Jangka Menengah LIPI |
Permasalahan Pelayanan Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik Kota Magelang |
Sebagai Faktor |
|
Penghambat |
Pendorong |
|||
1 |
Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing bangsa berbasis hasil penelitian (S1.1)
|
1. Belum optimalnya penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) 2. Belum tersedianya Roadmap kelitbangan dan inovasi di Kota Magelang
|
Tertundanya Penyusunan Roadmap SIDa karena menunggu PP tentang SIDa dan belum adanya roadmap kelitbangan sehingga menghambat meningkatnya daya saing daerah
|
Akan segera disusunnya Roadmap Kelitbangan |
2 |
Meningkatnya kontribusi LIPI terhadap daya saing industri (S1.2)
|
1. Belum optimalnya penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) 2. Belum tersedianya Roadmap kelitbangan dan inovasi di Kota Magelang
|
Tertundanya Penyusunan Roadmap SIDa karena menunggu PP tentang SIDa, sehingga menghambat meningkatnya daya saing daerah dari segi produk-produk industry
|
Ranwal RPJMD Kota Magelang Tahun 2016-2021 mengamanatkan adanya inovasi daerah, sehingga implementasi SIDa akan lebih terdorong |
3 |
Meningkatnya kebijakan berbasis hasil penelitian (S1.3)
|
1. Kurang kuatnya komitmen penelitian sebagai proses pra perencanaan 2. Belum optimalnya pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan 3. Belum tersedianya Roadmap kelitbangan dan inovasi di Kota Magelang 4. Belum optimalnya sinkronisasi kelitbangan dan inovasi di Kota Magelang
|
Belum terarahnya kegiatan kelbangan |
Telah diusulkan penyusunan Raprda Kelitbangan dalam Prolegda Tahun yang datang |
4 |
Meningkatnya peran LIPI dalam mendukung Riset Nasional (S1.4)
|
Masih kurangnya koordinasi antara litbang dan statistik dengan PD/lembaga lain |
Kegiatan riset di Kota Magelang masih berjalan secara sektoral, belum terkonsentrasi di lembaga litbang seingga hasilnya kurang optimal |
Adanya peluang untuk meningkatkan kapasitas dan bentuk lembaga kelitbangan serta akan disusunnya Perda Kelitbangan akan mendorong optimalnya kegiatan kelitbangan
|
5 |
Meningkatnya nilai tambah sumber daya dan perlindungan lingkungan (S2)
|
Belum optimalnya perlindungan kekayaan intelektual oleh pemerintah daerah |
Rendahnya minat masyarakat untuk melindungi produk dan karyanya |
Adanya fasiltasi pembiayaan perlindungan KI dari berbagai sumber baik Pemerintah Kota, Provinsi maupun pusat
|
6 |
Meningkatnya jejaring dan kerjasama ilmiah nasional dan internasional yang berkualitas dan saling menguntungkan (S3) |
Belum sesuainya jaringan penelitian yang telah terbentuk dengan prioritas pembangunan Kota Magelang |
Jaringan yang terbentuk belum mewakili seluruh unsur dan aspek pembangunan |
Sudah adanya embrio Jaringan Penelitian yang dapat terus dikembangakan struktur dan fungsinya
|
7 |
Meningkatnya rujukan ilmiah dan informasi IPTEK yang diakses masyarakat (S4.1)
|
Belum terimplementasikannya Online Journal System di Kota Magelang |
Belum terbentuknya wadah dan kepengurusan yang akan mengelola OJS |
Sudah adanya SDM yang terlatih untuk mengelola OJS |
8 |
Meningkatnya pengembangan kompetensi SDM penelitian Indonesia (S4.2)
|
1. Belum memadainya kapasitas sumber daya manusia di bidang penelitian,pengembangan, perekayasaan dan analisis kebijakan serta pengelolaan data
2. Belum optimal dan meratanya kapasitas SDM dalam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi
|
Kurangnya minat pegawai di Kota Magelang untuk terjun sebagai tenaga fungsional kelitbangan |
Adanya komitmen pendanaan dari Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kapasitas SDM kelitbangan |
9 |
Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (S5)
|
Belum terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik |
Belum selesainya roadmap reformasi birokrasi Pemerintah Kota Magelang |
Adanya Peraturan Perundang-Undangan di tingkat pusat yang mengamanatkan reformasi birokrasi
|
Atas Renstra Badan Pusat Statistik, permasalahan pelayanan, faktor penghambat dan pendorong Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik Kota Magelang adalah sebagai berikut :
Tabel 3.8
Permasalahan Pelayanan Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik Kota Magelang berdasarkan Sasaran Renstra Badan Pusat Statistik (BPS) beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No |
Sasaran Jangka Menengah BPS |
Permasalahan Pelayanan Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik Kota Magelang |
Sebagai Faktor |
|
Penghambat |
Pendorong |
|||
1 |
Peningkatan kualitas data statistik melalui kerangka penjaminan kualitas
|
· Belum terpenuhinya kebutuhan data bagi pemerintah Kota Magelang · Terbatasnya publikasi data BPS · Pemerintah Kota Magelang belum mendapatkan semua publikasi data BPS |
Belum ada MOU antara Pemerintah Kota Magelang dengan BPS |
Kebijakan BPS bahwa setiap publikasi data Pemerintah Daerah berhak mendapatkan buku terbitan sebanyak 1 (satu) eksemplar |
2 |
Peningkatan birokrasi yang akuntabel
|
Belum terfasilitasinya pembinaan pembinaan stastisik yang dilakukan oleh BPS |
Belum ada koordinasi pembinaan tenaga fungsional |
BPS responsif terhadap pembinaan tenaga fungsional statistisi |
Hasil analisis permasalahan pelayanan Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik kota Magelang brdasarkan Renstra Badan Penelitian, Pengembangan Provinsi Jawa Tengah, beserta faktor penghambat dan pendorong pelayanan diidentifikasi pada tabel berikut :
Tabel 3.9
Permasalahan Pelayanan Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik Kota Magelang Berdasarkan Sasaran Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Tengah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No |
Sasaran Jangka Menengah Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Tengah |
Permasalahan Pelayanan Kantor Litbang dan Statistik Kota Magelang |
Sebagai Faktor |
|
Penghambat |
Pendorong |
|||
1 |
Bertambahnya tenaga fungsional peneliti dan perekayasa sesuai dengan tupoksinya dan terlaksananya keikutsertaan pegawai pada berbagai diklat/kursus/ bimbingan teknis untuk mendukung kelancaran tugas kedinasan yang didukung dengan kelengkapan sarana dan prasarana |
Belum memadainya kapasitas sumber daya manusia di bidang penelitian, pengembangan, perekayasaan dan analisis kebijakan serta pengelolaan data Belum optimal dan meratanya kapasitas SDM dalam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi |
Kurangnya minat pegawai di Kota Magelang untuk terjun sebagai tenaga fungsional kelitbangan |
Adanya komitmen pendanaan dari Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kapasitas SDM kelitbangan |
2 |
Terlaksananya komunikasi, koordinasi dan kerjasama lembaga pemerintah pusat, lintas pemerintah daerah, lintas SDKP dan lintas stakeholders kelitbangan lainnya untuk meningkatkan kualitas hasil kelitbangan yang sesuai kebijakan pembangunan daerah |
Masih kurangnya koordinasi antara litbang dan statistik dengan PD/lembaga lain |
Kegiatan riset di Kota Magelang masih berjalan secara sektoral, belum terkonsentrasi di lembaga litbang sehingga hasilnya kurang optimal |
Adanya peluang untuk meningkatkan kapasitas dan bentuk lembaga kelitbangan serta akan disusunnya Perda Kelitbangan akan mendorong optimalnya kegiatan kelitbangan |
3 |
Diterapkanya hasil kegiatan kelitbangan sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing daerah melalui sistem inovasi daerah |
1. Belum optimalnya penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) 2. Belum tersedianya Roadmap kelitbangan dan inovasi di Kota Magelang 3. Belum adanya payung hukum yang mengatur Penguatan Sistem Inovasi Daerah, Jaringan Penelitian, Forum komunikasi Karya Siswa dan pelayanan HaKI serta Online Journal System; 4. Belum optimalnya pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan
|
Tertundanya Penyusunan Roadmap SIDa karena menunggu PP tentang SIDa, sehingga menghambat meningkatnya daya saing daerah dari segi produk-produk industri |
Ranwal RPJMD Kota Magelang Tahun 2016-2021 mengamanatkan adanya inovasi daerah, sehingga implementasi SIDa akan lebih terdorong |
Berkaitan dengan fungsi statistik, analisis permaslahan pelayanan Kantor Penelitian, pengembangan dan statistik mendasarkan pada Sasaran Jangka Menengah BAPPEDA Jawa Tengah dan diperoleh hasil kajian permasalah pelayanan, faktor penghambat dan pendorong keberhasilan sebagai berikut :
Tabel 3.10
Permasalahan Pelayanan Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik Kota Magelang Berdasarkan Sasaran Badan Perencanaan PembangunanProvinsi Jawa Tengah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No |
Sasaran Jangka Menengah Renstra BAPPEDA provinsi Jateng |
Permasalahan Pelayanan Kantor Litbang dan Statistik Kota Magelang |
Sebagai Faktor |
|
Penghambat |
Pendorong |
|||
1 |
Optimalisasi penyediaan data dan informasi hasil pembangunan yng lebih cepat (realtime) dan akurat untuk kepentingan perencanaan dan pengendalian pembangunan |
Masih perlunya peningkatan kualitas dan kuantitas data/ Statistik dalam mendukung perencanaan dan evaluasi pembangunan, yang bersumber pada semua SKPD serta perlunya integrasi data agar pelayanan data lebih efektif dan efisien |
Eselon SKPD yang secara jenjang tidak memungkinkan mengkoordinir eselon lebih atasnya. |
Telah ada perwal yang mengatur dataGo sebagai data center kota magelang Telah ada webb data Telah ada forum data Telah dirintis integrasi data skpd di 2016 Ada SDM yang berkapasitas (statistisi) |
- Telaahan RTRWK
Pemerintah Kota Magelang telah menetapkan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Magelang.Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan pedoman pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan ruang, sehingga segala bentuk perencanaan pembangunan harus mengacu pada rencana tata ruang yang berlaku.
Agar perencanaanKantor Penelitian, Pengembangan dan Statistikdapat sejalan dengan RTRWK, perlu telaah khusus. Dengan telaah tersebut diharapkan pengembangan pelayaan PD akan sesuai dengan RTRW yang telah ditetapkan. Hasil telaah tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11
Hasil Telaahan Pusat Pelayanan Wilayah Kota Magelang
No |
PUSAT PELAYANAN |
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada Periode Perencanaan Berkenaan |
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD |
1 |
Kawasan Sidotopo |
Pusat pelayanan pendidikan, perdagangan dan jasa. |
Sebagai pusat pendidikan dan akan didirikannya pusat/rektorat untidar sangat layak dikembangkan pusat inkubasi binsis dan/atau pusat unggulan IPTEK
|
2 |
Kawasan Sentra Perekonomian Lembah Tidar |
Pusat pelayanan perdagangan, jasa dan kesehatan |
Salah satu potensi ekonomi berbasis wisata alam yaitu Wisata religi gunung tidar, sebagai kawasan wisata yang sedang dikembangkan perlu dikaji apakah apa sarana prasarana, destinasi maupun pendukung kawasan telah sesuai dengan persepdi pengunjung. kajian/penelitian akan menghasilkan rekomendasi pengembangan kawasan, sesuai persepsi mereka.
|
3 |
Kawasan obyek Wisata Taman Kyai Langgeng |
Pusat pelayanan rekreasi dan Olah raga |
Performance obyek taman kyai lenggeng perlu dievaluasi agar tidak ditinggalkan pengunjung, pengembangan tersebut didasarkan pada persepsi pengunjung
|
4 |
Kawasan Sukarno Hatta |
Pusat pelayanan kegiatan transportasi dan perdagangan jasa |
Di sekitar kawasan ini terdapat perkampungan sentra industri tahu yang memiliki potensi besar untuk dijadikan kawasan wisata berbasis teknologi pengolahan tahu. Arahan ini sejalan dengan tema Sistem Inovasi Daerah Kota Magelang yaitu Industrialisasi pariwisata berbasis teknologi dan berwawasan lingkungan.
|
Dari hasil telaahan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan permasalahaan pelayanan Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik Kota Magelang sebagai berikut :
Tabel 3.12
Hasil Telaahan Pusat pelayanan Wilayah Kota Magelang
Beserta Permasalahan dan Faktor Penghambat dan Pendorong Dalam penanganannya
No |
Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik |
Permasalahan Pelayanan Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik |
Sebagai Faktor |
|
Penghambat |
Pendorong |
|||
(1) |
(2) |
(3) |
(4) |
(5) |
1 |
Kawasan Sidotopo sebagai Pusat pelayanan pendidikan, perdagangan dan jasa. |
Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik sesuai dengan kewenangan dan Tugas Pokok dan fungsinya dalam hal ini berperan melakukan kajian/analisis maupun studi kelayakan
|
- |
Untuk dapat mewujudkan Tema SIDa memerlukan komitmen kuat dari pemangku kepentingan.
Tahap yang perlu dilkukan untuk mewujudkan tema adalah : 1. Perda roadmap SIDa 2. Study Kelayakan 3. DED 4. Pembangunan penyesuaian kawasan 5. Launching
|
2 |
Kawasan Sentra Perekonomian Lembah Tidar, sebagai Pusat pelayanan perdagangan, jasa dan kesehatan |
Pengembangan dan Statistik sesuai dengan kewenangan dan Tugas Pokok dan fungsinya dalam hal ini berperan melakukan kajian/analisis maupun studi kelayakan |
Belum ada data pengunjung yang akurat |
Tersedia dana riset, pada Riset Unggulan Daerah 2016 |
3 |
Kawasan Obyek Wisata Taman Kyai Langgeng sebagai Pusat pelayanan rekreasi dan Olah raga |
Pengembangan dan Statistik sesuai dengan kewenangan dan Tugas Pokok dan fungsinya dalam hal ini berperan melakukan kajian/analisis maupun studi kelayakan
|
- |
Tersedia dana riset, pada Riset Unggulan Daerah 2016
|
4 |
Kawasan Sukarno Hatta sebagai Pusat pelayanan kegiatan transportasi dan perdagangan jasa |
Pengembangan dan Statistik sesuai dengan kewenangan dan Tugas Pokok dan fungsinya dalam hal ini berperan melakukan kajian/analisis maupun studi kelayakan
|
Belum optimalnya Tim Penggerak Inovasi Daerah
|
Tema SIDa Kota Magelang
Roadmap SIDAa masuk dalam renja 2017 untuk diperdakan
Study kelayakan Kawasan industri Tahu sebagai kawasan wisata berbasis teknologi dan berwawasan lingkungan, masuk pada renja 2017 |
Terkait KLHS Litbang bukanlah PD utama, hanya pendukung, sehingga telaah atas KLHS tidak diperlukan.
- Penentuan Isu-Isu Strategis
Analisia isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana strategis (Renstra) untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral serta etika birokratis dapat dipertanggungjawabkan.
Renstra sebagai bagian dari Perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan agar layanan SKPD senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan dan aspirasi pengguna layanan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat dari masyarakat dan lingkungan eksternalnya merupakan perencanaan dari luar ke dalam yang tidak boleh diabaikan.
Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi SKPD dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang dapat dikategorikan sebagai isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.
Isu strategis SKPD dapat berasal dari analisis internal berupa identifikasi permasalahan pembangunan maupun analisis eksternal berupa kondisi yang menciptakan peluang dan ancaman bagi SKPD di masa lima tahun mendatang.
Informasi yang diperlukan dalam perumusan isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi ini adalah:
- Hasil analisis gambaran pelayanan SKPD
- Hasil analisis Renstra K/L dan Renstra-SKPD provinsi/kabupaten/kota
- Hasil telaahan RTRW
- Hasil analisis KLHS
Namun untuk Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik informasi dari poin 4 tidak diperlukan.
Informasi tersebut dapat disusun kedalam matriks sebagai berikut:
Tabel 3.13
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik Kota Magelang
ASPEK KAJIAN |
CAPAIAN/KONDISI SAAT INI |
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI |
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN SKPD |
|
INTERNAL (KEWENANGAN SKPD) |
EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD) |
|||
Gambaran Pelayanan SKPD |
Terdapat beberapa aspek manajerial yang harus ditindaklanjuti |
Potensi dan kapasitas SDM, Level koordinasi, etos kerja , Sarana prasarana yang memadai |
Perubahan regulasi dan dinamika ekternalitas |
1. Rendahnya proporsi SDM yang potensial 2. Lemahnya koordinasi horisontal 3. Kurang kuatnya dalam menjalankan fungsi koordinasi 4. Kurang optimalnya etos kerja
|
|
Terdapat beberapa aspek teknis yang perlu ditindaklanjuti |
1. Terbatasnya kapasitas dan jumlah personil 2. Tingginya hasil litbang dan inovasi yang belum ditindaklanjuti
|
1. Disparitas antara standarisasi yang cukup memadai sementara penganggaran kurang memadai 2. MOU antara Pemerintah daerah dengan pembina litbang dan statistik belum ada
|
1. Sulitnya mengakses sumber jasa penelitian yang berkualitas 2. Sulitnya melaksanakn kerjasama teknik dengan unit-unit yang dimiliki Pembina Litbang dan Statistik |
Kajian terhadap Visi Misi Kepala Daerah Terpilih |
Terdapat beberapa aspek teknis yang perlu ditindaklanjuti |
1. Terbatasnya kapasitas dan jumlah personil Kelitbangan dan Statistik 2. Tingginya hasil litbang dan inovasi yang belum ditindaklanjuti
|
· Ego sektoral dari sumber data
|
Perlunya payung hukum yang mampu menyentuh semua lapisan |
Kajian terhadap Renstra Badan Penelitian, Pengembangan Provinsi Jawa Tengah 2013-2018 |
Terdapat beberapa aspek teknis yang harus ditindaklanjuti terkait Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) |
1. Adanya dukungan penganggaran secara rutin 2. Terbatasnya kapasitas lembaga kelitbangaan saat ini dan jumlah personil yang terbatas
|
· Sangat tergantung dari komitmen Tim Kooordinasi SIDa yang beranggotakan lintas SKPD
|
1. Lemahnya koordinasi horizontal 2. Kurang kuatnya dalam menjalankan fungsi koordinasi |
Setelah diketemukan identifikasi permasalahan SKPD, langkah selanjutnya adalah menganalisis isu-isu strategis yang berhubungan atau mempengaruhi kinerja dari faktor-faktor eksternal lainnya dengan mengisi tabel sebagai berikut :
Tabel III.14
Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal)
KANTOR PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN STATISTIK KOTA MAGELANG
No |
Isu Strategis |
|||
Dinamika Internasional |
Dinamika Nasional |
Dinamika Regional/Lokal |
Lain-lain |
|
1 |
Tuntutan pemenuhan akan ratifikasi Sustainable Development Goals (SDGs |
Belum adanya kepastian regulasi operasional terkait UU 23 2014 Tentang Pemerintahan Daerah |
Semakin kritisnya masyarakat dalam mengawasi pembangunan |
Belum optimalnya kerjasama dengan lembaga pendidikan tinggi |
2 |
Masuknya Indonesia sebagai bagian dari Masyarakat Ekonomi ASEAN |
Perubahan paradigma poembangunan dari money follow function menjadi money follow program prioritas |
Belum tuntasnya isu perluasan wilayah Kota Magelang yang melibatkan daerah sekitar |
Belum optimalnya implentasi hasil kreativitas dan inovasi masyarakat Kota Magelang |
3 |
Kecenderungan melemahnya ekonomi global |
1. Implikasi UU 23 Tahun 2014 terkait dengan mekanisme hibah dan bansos |
Masih adanya ego kewilayahan antar kabupaten Kota sehingga aspek kerjasama antar daerah menjadi kurang optimal |
Belum optimalnya partisipasi pilar keempat: media massa |
2. Semakin lebarnya ketimpangan pembangunan dan pendapatan antar rumah tangga dan antar wilayah |
Adanya rencana reaktivasi rel kereta api yang menembus Kota Magelang mempengaruhi konstelasi secara geoekonomi dan sosial |
Masih lemahnya skenario optimalisasi Corporate Sosial responsibility untuk partisipasinya dalam pembangunan Kota |
||
3. Implementasi dari Nawa Cita yang masih dalam rangka mencari bentuk terbaiknya |
Munculnya Kabupaten Kota yang menjadi bintang inovasi memberikan tantangan bagi Kota |
Belum optimalnya partisipasi masyarakat sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan |