Jakarta - “Innovate or Die” demikian istilah yang sering kita dengar jika ingin terus bertahan dalam kompetisi yang semakin berat, khususnya pada sektor publik. Pengertian inovasi di sektor publik tidak harus menekankan adanya unsur kebaruan namun bisa dilakukan dengan cara mereplikasi program atau kebijakan yang sudah ada.

“Tantangan terbesar dalam inovasi di sektor publik bukan hanya menciptakan inovasi-inovasi baru melainkan juga mampu mereplikasinya. Banyak inovasi-inovasi baru muncul, namun sedikit sekali replikasi dari inovasi-inovasi tersebut,” jelas Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara Tri Widodo Wahyu Utomo, dalam sambutannya ketika membuka acara Public Lecture, di Gedung A Kantor LAN Jalan Veteran No. 10, Jakarta Pusat, Jumat (29/5).

Dia mencontohkan saat ini banyak inovasi baru muncul dari Bandung, Jakarta atau Surabaya. Namun mereka enggan untuk mereplikasi inovasi best practices yang sudah ada. Padahal, mereplikasi suatu inovasi tidak sulit meskipun bukan pula hal yang mudah.

“Banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam mereplikasi suatu inovasi di sektor publik. Seperti misalnya kultur, kemampuan sumber daya manusia dan biaya. Selain itu komitmen juga tidak kalah pentingnya,” jelasnya.

Sementara itu, Project Specialist di The Millennium Challenge Account-Indonesia (MCA-Indonesia) Eko Susi Rosdianasari menilai, replikasi inovasi di beberapa daerah banyak yang gagal dilakukan karena minimnya komitmen dari kepala daerah.

“Replikasi yang dilakukan di daerah tidak berhasil bukan karena proses atau programnya yang salah. Namun lebih karena kurangnya komitmen dari kepala daerah untuk melaksanakannya,” jelasnya saat memberikan paparannya yang berjudul Identifying Innovation in Assisting Innovation Replication. 

Eko Susi mengatakan, jika dibandingkan dengan sektor swasta, replikasi inovasi di sektor swasta lebih banyak dan berkembang dibandingkan di sektor pemerintahan. Menurut dia, faktor profit oriented menjadi salah satu penyebabnya.

“Sektor swasta dituntut untuk bisa menciptakan sesuatu yang baru agar bisa bersaing dengan kompetitornya sehingga bisa menghasilkan profit yang lebih besar” kata dia.

Deputi Inovasi menambahkan, bahwa replikasi bukan hanya sekedar meniru inovasi yang sudah ada, tetapi lebih kepada menambahkan ide-ide baru sebagai bagian dari proses inovasi.

“Replikasi inovasi merupakan proses meniru namun didalamnya ada ide-ide baru yang juga berarti inovasi. Sehingga replikasi tidak kalah pentingnya dengan inovasi”, tutupnya. (reni/danang/humas).

 

Sumber : http://lan.go.id/web/guest/berita/-/blogs/replikasi-inovasi-penting-untuk-perbaikan-sektor-publik

 

Add comment


Security code
Refresh