ALANG, KOMPAS.com - Lima mahasiswa dari Fakultas Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, berhasil menemukan metode pengawet roti tawar anti-kapang dengan teknik penyinaran sinar ultraviolet. Penemuan tersebut juga menghasilkan produk roti tawar yang mempunyai kualitas yang standar dan terbukti telah dapat diterima oleh masyarakat. 

Hal itu dibuktikan dengan kandungan gizi roti tawar yang tidak melebihi standar gizi roti tawar bahkan lebih baik dari kandungan gizi roti tawar biasanya. 

Lima mahasiswa dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya yang menemukan metode tersebut adalah Hudaibiyah Daulika Ilvani, selaku ketua tim dan empat anggota yakni Indri Rosdiana, Nurwinda Levitasari, Anik Haryanti, dan Viga Dwi Andrian. 

Metode tersebut ditemukan setelah kelima mahasiswa tersebut menjalankan tugas Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian, di Fakultas Teknologi Pertania UB. Kelima mahasiswa itu dibawah bimbingan langsung Kepala jurusan (Kajur) Teknologi Hasil Pertanian, Teti Estiasih. 

"Berhasil menemukan motode itu dan langsung bisa diaplikasikannya. Program itu berhasil mendapat pendanaan dari Dikti sebesar Rp 10.788.500 melalui program PKMP," kata Teti Estiasih, Kamis (4/6/2015). 

Menurut Teti, metode serupa sebelumnya hanya metode pengawetan non thermal dengan sinar ultraviolet yang hanya diaplikasikan pada bahan pangan cair saja. 

"Penemuan ini memotivasi untuk membuktikan pengaruh penyinaran sinar ultraviolet pada bahan pangan padat terutama roti tawar sebagai makanan yang memiliki daya simpan rendah," jelasnya. 

Invensi tersebut jelasnya juga berkaitan dengan penggunaan teknik iradiasi pada bahan pangan (roti tawar) yang higienis, ekonomis dan tanpa mempengaruhi kandungan gizi serta memperpanjang umur simpan pada roti tawar. 

"Metode pengawetan roti tawar dengan teknik penyinaran sinar ultraviolet dilakukan dengan pembuatan roti tawar yang diberikan calcium propionate dan tanpa diberikan calcium propionate," katanya. 

Prosesnya, roti tawar dikemas dengan plastik jenis poly propilene (PP) dengan ketebalan 0,3 mm. 

"Kemudian roti tawar tersebut disinari dengan 2 faktor yaitu daya lampu (15 watt dan 30 watt). Lama penyinaran hanya 4 menit, 6 menit, dan 8 menit," beber Teti. 

Dia menambahkan, bahwa roti tawar dengan kombinasi dari faktor perlakuan tersebut kemudian disimpan selama 5 hari, 8 hari, dan 11 hari. 

"Setelah itu, dilakukan beberapa uji yaitu uji total kapang, uji kadar air, uji kadar abu, uji proksimat (lemak, protein, karbohidrat), uji pati, dan uji sensori (warna, tekstur, bau pori, jumlah kapang)," katanya. 

Produk roti tawar tanpa calcium propionate dengan penyinaran sinar ultraviolet menggunakan daya lampu 30 watt dan lama penyinaran 8 menit berdaya simpan lebih lama yakni 11 hari serta memiliki kualitas yang masih baik dan sesuai dengan standar SNI. 

"Produk roti yang dihasilkan jelas sangat mudah diterima oleh masyarakat. Yang jelas, dengan temuan motode ini, roti tawar sudah bisa selamat dari kapang dan lebih berkualitas," katanya.

 

Penulis : Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Editor : Tri Wahono

Sumber : http://sains.kompas.com/read/2015/06/04/17445961/Mahasiswa.UB.Malang.Temukan.Pengawet.Roti.Anti-kapang.dengan.Sinar.Ultraviolet.

 

Add comment


Security code
Refresh