Sidebar

Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Magelang Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Magelang
  • Home
    • Gallery
    • Artikel Kutipan
    • Kliping
    • Rencana Strategis
      • Bab 1
      • Bab 2
      • Bab 3
      • Bab 4
      • Bab 5
      • Bab 6
      • Bab 7
      • Lampiran
    • LKJiP 2016
    • Indikator Kinerja Utama 2016-2021
  • PPID
    • Informasi Berkala
    • Informasi Setiap Saat
    • Informasi Serta Merta
  • Download
  • Aspirasi & Aduan
  • Pustaka Litbang
  • Struktur Organisasi
    • Kepala Badan
    • Sekretaris Badan
      • Kasubag Program dan Keuangan
      • Kasubag Umum dan Kepegawaian
    • Kabid Penelitian dan Pengkajian
      • Kasubid Penelitian dan Pengkajian SosPem
      • Kasubid Penelitian dan Pengkajian EkPrasWil
    • Kabid Pengembangan dan Harmonisasi Inovasi
      • Kasubid Bangrap IPTEK
      • Kasubid Penguatan dan Harmonisasi Inovasi
  • SAKIP

Riset Dampak Cuaca pada Covid-19 Dirilis, Ini Saran BMKG-UGM

Details
05 April 2020

  

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) baru merampungkan penelitian terkait dengan pengaruh cuaca dan iklim dalam penyebaran virus corona (Covid-19).

Penelitian ini melibatkan 11 Doktor di Bidang Meteorologi, Klimatologi dan Matematika, serta didukung oleh Guru Besar dan Doktor di bidang Mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Kajian itu berdasarkan analisis statistik, pemodelan matematis dan studi literatur tentang Pengaruh Cuaca dan Iklim dalam Penyebaran Covid-19.

"Hasil kajian yang telah disampaikan kepada Presiden dan beberapa kementerian terkait pada 26 Maret 2020 yang lalu ini, menunjukkan adanya indikasi pengaruh cuaca dan iklim dalam mendukung penyebaran wabah Covid-19, sebagaimana disampaikan dalam penelitian Araujo dan Naimi (2020), Chen et. al. (2020), Luo et. al. (2020), Poirier et. al (2020), Sajadi et.al (2020), Tyrrell et. al (2020), dan Wang et. al. (2020), kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam siaran persnya, Minggu (5/4/2020).

Dwikorita mengatakan berdasarkan hasil analisis Sajadi et. al. (2020) serta Araujo dan Naimi (2020), menunjukkan bahwa sebaran kasus Covid-19 pada saat outbreak (penyebaran) gelombang pertama, berada pada zona iklim yang sama, yaitu pada posisi lintang tinggi wilayah subtropis dan temparate.

"Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan sementara bahwa negara-negara dengan lintang tinggi cenderung mempunyai kerentanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara tropis," tulis Dwikorita.

Adapun penelitian Chen et. al. (2020) dan Sajadi et. al. (2020) menyatakan bahwa kondisi udara ideal untuk virus corona adalah temperatur sekitar 8 - 10 °C dan kelembapan 60-90%.

"Artinya dalam lingkungan terbuka yang memiliki suhu dan kelembaban yang tinggi merupakan kondisi llingkungan yang kurang ideal untuk penyebaran kasus Covid-19."

BMKG menyatakan, para peneliti itu menyimpulkan bahwa kombinasi dari temperatur, kelembapan relatif cukup memiliki pengaruh dalam penyebaran transmisi Covid-19.

Selanjutnya penelitian oleh Bannister-Tyrrell et. al. (2020) juga menemukan adanya korelasi negatif antara temperatur (di atas 1 °C) dengan jumlah dugaan kasus Covid-19 per-hari. Mereka menunjukkan bahwa bahwa Covid-19 mempunyai penyebaran yang optimum pada suhu yang sangat rendah (1 - 9 °C).

"Artinya semakin tinggi temperatur, maka kemungkinan adanya kasus Covid-19 harian akan semakin rendah."

Lebih lanjut Wang et. al. (2020) menjelaskan pula bahwa serupa dengan virus influenza, virus Corona ini cenderung lebih stabil dalam lingkungan suhu udara dingin dan kering.

Kondisi udara dingin dan kering tersebut dapat juga melemahkan "host immunity" seseorang, dan mengakibatkan orang tersebut lebih rentan terhadap virus sebagaimana yg dituliskan dalam studi Wang et al. (2020) tersebut.

Demikian pula Araujo dan Naimi (2020) memprediksi dengan model matematis yang memasukkan kondisi demografi manusia dan mobilitasnya, mereka menyimpulkan bahwa iklim tropis dapat membantu menghambat penyebaran virus tersebut.

Mereka juga menjelaskan lebih lanjut bahwa terhambatnya penyebaran virus dikarenakan kondisi iklim tropis dapat membuat virus lebih cepat menjadi tidak stabil, sehingga  penularan virus Corona dari orang ke orang melalui lingkungan iklim tropis cenderung terhambat, dan akhirnya kapasitas peningkatan kasus terinfeksi untuk menjadi pandemik juga akan terhambat.

Cuaca dan Iklim
Kajian oleh Tim Gabungan BMKG-UGM ini menjelaskan bahwa  analisis statistik dan hasil pemodelan matematis di beberapa penelitian tersebut  mengindikasikan bahwa cuaca dan iklim merupakan faktor pendukung untuk kasus wabah ini berkembang pada outbreak yang pertama di negara atau wilayah dengan lintang linggi. Namun bukan faktor penentu jumlah kasus, terutama setelah outbreak gelombang yang kedua.

"Meningkatnya kasus pada gelombang ke dua saat ini di Indonesia tampaknya lebih kuat dipengaruhi oleh pengaruh pergerakan atau mobilitas manusia dan interaksi sosial," tulis Dwikorita.

Disampaikan pula bahwa kondisi cuaca/iklim serta kondisi geografi kepulauan di Indonesia, sebenarnya relatif lebih rendah risikonya untuk berkembangnya wabah Covid-19. Namun fakta menunjukkan terjadinya lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia sejak awal bulan Maret 2020.

Indonesia yang juga terletak di sekitar garis khatulistiwa dengan suhu rata-rata berkisar antara 27- 30 derajat celcius. Adapun kelembapan udara berkisar antara 70 - 95%, dari kajian literatur sebenarnya merupakan lingkungan yang cenderung tidak ideal untuk outbreak Covid-19.

Namun demikian, tulis Dwikorita, fakta menunjukkan bahwa kasus gelombang ke-2 Covid-19 telah menyebar di Indonesia sejak awal Maret 2020 yang lalu. Hal tersebut diduga akibat faktor mobilitas manusia dan interaksi sosial yang lebih kuat berpengaruh, daripada faktor cuaca dalam penyebaran wabah Covid-19 di Indonesia.

Akhirnya laporan Tim BMKG-UGM merekomendasikan berdasarkan fakta dan kajian terhadap beberapa penelitian sebelumnya, bahwa apabila mobilitas penduduk dan interaksi sosial ini benar-benar dapat dibatasi, disertai dengan intervensi kesehatan masyarakat (Luo et. al. 2020 dan Poirier et. al., 2020), maka faktor suhu dan kelembapan udara dapat menjadi faktor pendukung dalam memitigasi atau mengurangi risiko penyebaran wabah tersebut.

Selain itu perlu diwaspadai pula bahwa memasuki bulan April sampai dengan Mei ini, sebagian besar wilayah Indonesia memasuki pergantian musim, yang sering ditandai dengan merebaknya wabah Demam Berdarah.

Jadi secara umum hasil kajian Tim BMKG dan UGM ini juga sangat merekomendasikan kepada masyarakat untuk terus menjaga kesehatan dan meningkatkan imunitas tubuh. Caranya dengan memanfaatkan kondisi cuaca untuk beraktivitas atau berolahraga pada jam yang tepat, terutama di bulan April hingga puncak musim kemarau di bulan Agustus nanti.

Puncak musim kemarau di Agustus diprediksi akan mencapai suhu rata-rata berkisar antara 28 derajat Celcius hingga 32 derajat Celcius dan kelembapan udara berkisar antara 60-80%.

Selain itu, masyarakat juga tentunya dengan lebih ketat menerapkan "Physical Distancing" dan pembatasan mobilitas orang atau dengan "tinggal di rumah", disertai intervensi kesehatan masyarakat.

Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk memitigasi atau mengurangi penyebaran wabah Covid-19 secara lebih efektif. "Karena cuaca yang sebenarnya menguntungkan ini, tidak akan berarti optimal tanpa penerapan seluruh upaya tersebut dengan lebih maksimal dan efektif," tulis Dwikorita.

REPOST (Baca : https://www.cnbcindonesia.com/news/20200405082452-4-149837/riset-dampak-cuaca-pada-covid-19-dirilis-ini-saran-bmkg-ugm)

Add new comment
Hits: 446

Studi Terbaru: Pasien Muda yang Sembuh Berpotensi Kembali Positif Covid-19 dengan Gejala Ringan

Details
04 April 2020

 

Pasien dengan gejala ringan virus corona COVID-19 mengambil makanan saat menjalani perawatan di sebuah pusat pameran yang diubah menjadi rumah sakit darurat di Wuhan, Hubei, China (17/2/2020).

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari China dan Amerika Serikat menemukan bahwa 14,5 persen dari pasien yang telah sembuh dari Covid-19 kembali terinfeksi virus corona jenis baru penyebab Covid-19. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 262 orang yang diamati selama dua minggu. Dari 262 orang itu, sebanyak 38 di antaranya kembali menunjukkan hasil positif Covid-19. Hasil ini hampir sama dengan proporsi 14 persen yang ditemukan pada hasil penelitian akhir Februari 2020 oleh otoritas kesehatan di Provinsi Guangdong. Sementara, penelitian yang dilakukan bulan lalu oleh tim dari Tongji Hospital di Wuhan menghasilkan proporsi 3 persen untuk pasien yang kembali dikonfirmasi positif Covid-19 setelah sebelumnya dinyatakan sembuh. Adapun, penelitian terbaru ini dilakukan oleh para peneliti dari Shenzhen 3rd People's Hospital, Beijing Tsinghua Changgung Hospital, Southern University of Schience and Technology and MIT. Sampel penelitian yang diambil adalah seluruh pasien di Shenzen 3rd Pople's Hospital Guangdong antara 23 Januari 2020 hingga 25 Februari 2020.

Melansir South China Morning Post (SCMP), para peneliti mengatakan, hasil penelitian mengarah pada kesimpulan bahwa pasien dengan usia muda lebih berpotensi terinfeksi virus corona kembali dan menunjukkan gejala ringan.  Dari 38 pasien yang dikonfirmasi positif kembali setelah sebelumnya diperbolehkan keluar dari rumah sakit, hanya satu yang berusia di atas 60 tahun. Sementara, tujuh pasien berusia di bawah 14 tahun.

Para peneliti juga menguji 21 orang yang melakukan kontak dekat dengan 38 pasien yang terinfeksi Covid-19 lagi. Hasilnya, 21 orang tersebut dikonfirmasi tidak terinfeksi virus corona. Terlepas dari temuan mereka, para peneliti menyebutkan adanya perbedaan hasil dengan alat uji yang berbeda. Meski demikian, para peneliti juga tidak mengesampingkan kemungkinan orang-orang yang telah pulih dari Covid-19 dapat menjadi pembawa virus.

Mereka menemukan, 18 dari 24 pasien yang menghasilkan uji negatif dengan alat uji komersial yang ada (RT-PCR), menunjukkan hasil positif setelah diuji dengan alat tes yang lebih "sensitif". Kepala Divisi Ilmu Laboratorium Kesehatan Publik di University of Hong Kong Profesor Leo Poon Lit-man mengatakan, meskipun tes RT-PCR secara umum dapat dipercaya, tetapi ada kemungkinan perbedaan dengan hasil yang mereka peroleh. "Jika Anda melakukan serangkaian tes pada orang yang keluar dari rumah sakit, sebagian besar akan menunjukkan hasil negatif karena jumlah virus pada sampel rendah. Hasilnya dapat menjadi positif setelah dilakukan beberapa tes," kata Poon. Menurut Poon, meskipun beberapa penelitian menduga bahwa virus pada pasien yang diuji positif untuk kedua kalinya tidak lagi menular, para ahli perlu memikirkan bagaimana kasus-kasus seperti itu ditangani.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Studi Terbaru: Pasien Muda yang Sembuh Berpotensi Kembali Positif Covid-19 dengan Gejala Ringan", https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/04/110752965/studi-terbaru-pasien-muda-yang-sembuh-berpotensi-kembali-positif-covid-19?page=2.
Penulis : Vina Fadhrotul Mukaromah
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary

Add new comment
Hits: 1056

Termasuk Indonesia, 74 Negara Bergabung dalam Riset Untuk Temukan Obat Corona Covid-19

Details
03 April 2020

Sebanyak 74 negara terlibat dalam penemuan obat untuk COVID-19 yang disebabkan oleh virus corona baru (SARS-CoV-2). 

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, 74 negara itu yang sudah bergabung atau dalam proses bergabung dalam riset bersama untuk menemukan obat yang efektif untuk mengatasi Corona COVID-19.

"Kami juga bekerja keras dengan para peneliti di seluruh dunia untuk mendapatkan bukti klinis tentang obat mana yang paling efektif untuk mengobati COVID-19," katanya saat menyampaikan keterangan kepada media, dikutip dari Antara.

Tedros menambahkan, negara-negara merespons luar biasa untuk segera menemukan obat COVID-19. WHO juga telah menyerukan Solidarity Trial, penelitian untuk membandingkan empat obat dan kombinasi obat untuk menyembuhkan pasien COVID-19.

Program penelitian WHO ini mencakup pengujian klinis terhadap empat alternatif obat yang sudah digunakan untuk mengatasi COVID-19, yakni remdesivir, gabungan lopinavir atau ritonavir, gabungan lopinavir atau ritonavir ditambah interferon (1b), dan chloroquine.

Penelitian bersama tersebut dirancang khusus guna mempersingkat waktu untuk mendapatkan bukti kuat mengenai dampak empat alternatif terapi tersebut terhadap penyembuhan pasien COVID-19 tanpa mengesampingkan prinsip-prinsip cara uji klinis yang baik.

"Sejauh ini, 74 negara telah bergabung dalam penelitian atau sedang dalam proses bergabung," katanya.

Tedros menambahkan, sampai 1 April 2020 sudah ada lebih dari 200 pasien COVID-19 yang terlibat dalam salah satu studi dalam Solidarity Trial.

"Setiap pasien baru yang turut serta dalam pengujian membawa kita selangkah lebih dekat untuk mengetahui obat mana yang bekerja," kata Tedros.

Indonesia sudah menyampaikan kesiapan untuk terlibat dalam penelitian bersama itu. Sejak 20 Maret 2020, Indonesia ikut serta dalam penelitian gabungan mengenai penggunaan obat remdesivir dan saat ini peneliti Indonesia melakukan penelitian mengenai empat jenis obat yang sudah digunakan untuk penanganan COVID-19.

"Indonesia siap berpartisipasi aktif pada riset empat alternatif terapi COVID-19 dalam Solidarity Trial WHO. Melalui partisipasi aktif ini diharapkan dapat segera ditemukan alternatif terbaik dalam perawatan pasien COVID-19 di Indonesia," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Siswanto.

 

REPOST (Baca : https://www.liputan6.com/bola/read/4218240/termasuk-indonesia-74-negara-bergabung-dalam-riset-untuk-temukan-obat-corona-covid-19)

Add new comment
Hits: 169
Page 2 of 51
  • Start
  • Prev
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
  • 7
  • 8
  • 9
  • 10
  • Next
  • End

Login

Remember Me
  • Forgot your username?
  • Forgot your password?

Hari Ini

Friday, 05 March 2021

Link Terkait

  • Pemerintah Kota Magelang
  • Bappeda Kota Magelang
  • DATAGO
  • LPSE
  • Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Galeri Foto

FB IMG 1495606613646 Konvoy Moncerserius 1 Mutasi Covid19 IMG 3225 800x400 Workshop Abi 2020 Krenova 2020 Pemenang Krenova2017 ITB P 20170524 102113 1 P P 20170524 104603 1 P 1 Konvoy Moncerserius 2 Kapal Diamond Presentasi KRENOVA 2020 Roket Air 5 Peneliti Masih Berjibaku Kembangkan Riset Virus Corona Covid 19 Di Berbagai Dunia J26DtOfkW2 Covid 19 Poster Drone 2020 DRONE 2020 Drone 2020 P 20170523 113439 1 P 1 Brosur TIC 2020 Virus Corona 853237467 410402 1 KERJA BAKTI Tjslp 2020 022698600 1581752409 030883900 1581505230 20200212 Covid 19 Jadi Nama Penganti Virus Corona 1 Penilaian Krenova Prov1 BRIN CORONA OJS 2020 Menristek Ozon P 20170523 123520 1 P 1 1 44387 Menristek Dan Kepala Badan Riset Dan Inovasi Nasional Brin Bambang Brodjonegoro Soosialisasi Rud 2020 Paparan Krenova 5e4d1b90301be Cfd 2020 Rud 2020 FB IMG 1495606714123 Kudus 2 Penilaian Krenova Prov IMG 0440 VAKSIN COVID 19 11084 Vaksin Covid 19 Roket Air 1 JAMBU BIJI FB IMG 1495606657036 3ba8ff6e 1a70 45bf 9436 D5293dded23a 169

Kegiatan

  • KRENOVA
  • Riset Unggulan Daerah
  • DRD
  • Apresiasi Budaya IPTEK

Produk Litbang

  • Analisis Potensi Masyarakat Dalam Investasi
  • Analisis Situasi Pembangunan Manusia
  • Buletin Hasil KRENOVA
  • Jurnal Jendela Inovasi Daerah, Volume III No. 1 Edisi Februari 2020 Telah Terbit
  • Kajian Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah
  • Sistem Informasi Gender dan Anak

Artikel Terbaru

  • Pastikan Kajian Evaluasi Pilkada tetap Berjalan, Balitbang Kemendagri Gelar Rapat dengan Teleconference
  • UI Luncurkan Ragam Inovasi untuk Tangani Wabah Covid-19
  • Alhamdulillah, Ada Kabar Baik dalam Penelitian Vaksin COVID-19
  • Riset Dampak Cuaca pada Covid-19 Dirilis, Ini Saran BMKG-UGM
  • Studi Terbaru: Pasien Muda yang Sembuh Berpotensi Kembali Positif Covid-19 dengan Gejala Ringan

Dewan Riset Daerah

  • Rakor DRD Se-Provinsi Jawa Tengah Ke-9 Tahun 2017 di Kebumen
  • Workshop Dewan Riset Nasional di Kota Magelang
  • Dewan Riset Daerah Kota Magelang
  • Peraturan Walikota Nomor 10 Tahun 2015 tentang Dewan Riset Daerah
  • Pengumuman Nominasi DRD
  • #repost# Rekrutmen Calon Anggota DRD Kota Magelang
  • Rekruitmen Dewan Riset Daerah

FORKARSIS

  • FGD Forkarsis tema “Konsep Smart City di Bidang Kesehatan
  • FGD Forkarsis tema “Penerapan Konsep Religius di Dunia Pendidikan
  • LAPORAN KEGIATAN FORUM KARYA SISWA

KRENOVA

  • KRENOVA 2017
  • Perpanjangan Masa Pendaftaran KRENOVA Kota Magelang Tahun 2016
  • Krenova 2016
  • Pengumuman Hasil Krenova Kota Magelang Tahun 2015
  • Penilaian Krenova 2015
  • Krenova Kota Magelang Tahun 2015
  • Penyerahan Penghargaan KRENOVA

Riset Unggulan Daerah

  • DOKUMEN SAKIP TAHUN 2019
  • Hasil Seleksi Administrasi RUD 2016
  • RISET UNGGULAN DAERAH KOTA MAGELANG
  • Riset Unggulan Daerah Kota Magelang Tahun 2016
  • Hasil Penilaian RUD Tahun 2015
  • Usulan RUD Kota Magelang Tahun 2015 dari Masyarakat
  • Riset Unggulan Daerah Kota Magelang Tahun 2015

Facebook

Facebook Image
 
 
 
Bootstrap is a front-end framework of Twitter, Inc. Code licensed under MIT License. Font Awesome font licensed under SIL OFL 1.1.