Direktur Group of Digital Kompas Gramedia Andy Budiman saat berada di Stream Indonesia 2016.

 

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Group of Digital Kompas Gramedia Andy Budiman menilai bahwa peluang dari bisnis teknologi, terutama digital advertising, di masa depan masih sangat besar. Untuk bisa bertahan di persaingan industri digital, dibutuhkan inovasi-inovasi yang selalu segar.

"Dilihat dari digital advertising berdasarkan banyak studi, peluangnya masih besar sekali. Dari segi bisnisnya tidak ada masalah," kata Andy di sela-sela acara Stream Indonesia 2016 di Grand Hyatt Hotel, Yogyakarta, Jumat (22/4/2016).

Ia mengatakan, bisnis teknologi seringkali dilihat sebagai bisnis yang mengganggu media cetak. Namun, sebenarnya antar bisnis teknologi pun terjadi saling sikut.

"Misalnya, Facebook mengganggu Google. Google mengganggu Facebook. Google dan Facebook mengganggu kita semua sebagai media," ucapnya.

Oleh sebab itu, kata Andy, perusahaan teknologi ataupun media digital harus terus melakukan inovasi baru. Inovasi yang selalu berjalan akan membuat pengguna jasa atau produk merasakan pengalaman positif dan keterikatan (engagement) lebih tinggi dengan penyedia layanan atau produk.

"Kalau enggak ngapa-ngapain, ya, user kita akan pindah," kata dia.

Selain itu, faktor kecepatan juga menjadi salah satu faktor penting, misalnya dalam penyajian konten oleh suatu media massa. Andy mencontohkan kehadiran fitur Facebook Instant Article, di mana pembaca dapat menikmati satu konten utuh sebuah artikel dengan kecepatan akses hanya 1 detik. Fitur tersebut dapat menjadi peluang sekaligus tantangan bagi publisher, terutama media online, untuk menyebarkan artikel dengan lebih luas dan mudah diakses pembaca.

"Kalau sekarang orang membaca Facebook, di situ melihat artikel, mereka tidak pergi ke web berita, tetapi berita itu dibuka di Facebook application. Jauh lebih cepat," kata dia.

Kehadiran inovasi itu, kata Andy, juga menuntut penyedia konten untuk berinovasi dengan lebih memvariasikan konten yang dipublikasikan melalui medianya sendiri. Dengan demikian, pembaca tetap mengakses media tersebut dan tidak sepenuhnya beralih ke media lain, termasuk media sosial.

 

Penulis : Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Editor : Laksono Hari Wiwoho

Sumber : Kompas