(dari kanan ke kiri) Vice President Partner Retail Business Schneider Electric Indonesia Mateus Bernath, mahasiswa Universitas Indonesia Nabila Astari dan Product Marketing Partner Retail Business Schneider Electric Indonesia Francko Nasarino di Hotel Le Meridien, Jakarta, Selasa (21/6/2016).

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia patut berbangga. Pasalnya, dua mahasiswa yang mengikuti Kompetisi Go Green City Schneider Electric 2016 mewakili Indonesia di Paris, Perancis. Dalam kompetisi tersebut, mahasiswi Universitas Indonesia Nabila Astari dan Stephanie Warie menelurkan gagasan untuk menghasilkan energi dari para penumpang Transjakarta.

"‎Kita awalnya iseng-iseng, cari sesuatu yang secara tidak disadari memang ada terus, tapi tidak terpakai. Prospek ini besar ke depannya," ujar Nabila kepada Kompas.com, di Jakarta, Rabu (22/6/2016).

Inovasi kedua mahasiswi ini kurang lebih adalah dengan mengonversi energi yang dihasilkan dari para penumpang saat melewati pintu putar tiga kaki (turnstile gate). Nabila dan Stephanie mengubah teknologi yang ada di pintu tersebut dengan mengganti pintu tiga kaki dengan sistem Droplock Turnstile Gate. Mekanisme ini lebih sederhana karena pintu ini menghasilkan energi listrik sebanyak 30 watt setiap kali dilewati satu orang penumpang. Sementara halte beroperasi selama 17 jam per hari dengan asumsi penumpang yang berjumlah ribuan setiap harinya, daya listrik yang dihasilkan sangat besar.

"Energi ini bahkan bisa menyalakan satu halte. Jadi tidak perlu listrik dari PLN," tutur Nabila.

Tidak hanya menyalakan satu halte, Nabila mengatakan, listrik yang dihasilkan dari pintu tersebut bahkan 78 persennya tidak terpakai. Dengan demikian, sisa listrik ini bisa digunakan untuk charging spot, televisi, dan lain-lain. Inovasi Nabila dan rekannya ini bisa diterapkan di mana-mana, selama ada transportasi umum beserta halte atau stasiun dengan jumlah penumpang besar.

 

Mewakili Indonesia di Paris

Adapun untuk persiapannya ke Paris pada kompetisi tingkat dunia, Nabila mengaku banyak dibantu oleh Schneider Indonesia. Awalnya, Nabila menceritakan, ia dan Stephanie mengunggah ide mereka ke situs kompetisi. Setelah terpilih dalam 9 finalis, kedua mahasiswi semester 7 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Universitas Indonesia (UI) tersebut didaulat sebagai juara pertama di Indonesia. Tahap selanjutnya, mereka mewakili Indonesia di Asia Tenggara untuk bertanding dengan 9 perwakilan negara lainnya. Ternyata, dua mahasiswi ini kembali menjuarai tingkat Asia Tenggara dan berhak maju ke babak selanjutnya, yaitu kompetisi tingkat dunia di Paris pada 19-20 September 2016 mendatang.

 

Penulis : Arimbi Ramadhiani

Editor : Hilda B Alexander

Sumber : Kompas